UPTD PKDLHP Pantau Produksi Baculovirus: Solusi Pengendalian Hama Oryctes pada Tanaman Kelapa

Pada Jumat, 12 Juli 2024, Tim Unit Pelaksana Teknis Daerah Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan (UPTD PKDLHP) melakukan kunjungan ke Sub Laboratorium Hayati Baumata di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Kunjungan ini dipimpin oleh Kepala UPTD, Ibu Maria I. R. Manek, M.Sc., bersama dengan staf Laboratorium Hayati dan delapan mahasiswa magang.

Rombongan kunjungan terdiri dari tiga mahasiswa magang dari Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana dan lima mahasiswa dari Fakultas Biologi UPG 45 Kupang. Kehadiran mahasiswa magang ini menunjukkan komitmen UPTD PKDLHP dalam mendukung pendidikan dan pelatihan praktis bagi calon profesional di bidang pertanian dan biologi.

Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk:

  1. Mengamati aktivitas pegawai di Sub Laboratorium Baumata
  2. Mengevaluasi persiapan produksi Agen Pengendali Hayati (APH) Baculovirus

Fokus khusus diberikan pada pemantauan persiapan APH Baculovirus yang telah dipesan oleh Kabupaten Nagekeo sebanyak 100 ekor. Dalam diskusi dengan Kepala Sub Laboratorium Baumata, Pak El Uplugi, terungkap beberapa informasi penting:

  1. Proses Pemeliharaan: Saat ini, kumbang yang berperan sebagai vektor Baculovirus sedang dalam tahap pemeliharaan intensif.
  2. Waktu Produksi: Diperkirakan dibutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan lagi sebelum APH Baculovirus siap dikirim ke Nagekeo untuk dilepaskan.
(a). Serangga Kumbang Oryctes (b). Larva Oryctes yang akan diinokulasi baculovirus

Ibu Maria I. R. Manek, M.Sc. menyatakan, “Kunjungan ini sangat penting untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu produksi APH Baculovirus. Kami berkomitmen untuk memenuhi permintaan Kabupaten Nagekeo dengan produk yang berkualitas tinggi untuk mengendalikan hama Oryctes pada tanaman kelapa mereka.”

Gejala serangan kumbang Oryctes

Baculovirus yang diproduksi di Sub Laboratorium Hayati Baumata memiliki manfaat spesifik dalam mengendalikan hama Oryctes, yang juga dikenal sebagai kumbang badak atau Oryctes rhinoceros. Hama ini merupakan ancaman serius bagi tanaman kelapa di berbagai wilayah, di Nusa Tenggara Timur.

See also  Eksplorasi dan Pemeliharaan Agens Pengendali Hayati Tetrastichus oleh Sub Laboratorium Nita di Kabupaten Sikka

Beberapa keunggulan penggunaan Baculovirus untuk mengendalikan hama Oryctes meliputi:

  1. Spesifisitas Target: Baculovirus ini khusus menyerang Oryctes, sehingga aman bagi serangga bermanfaat dan organisme non-target lainnya.
  2. Efektivitas Jangka Panjang: Virus ini dapat menyebar di populasi Oryctes, memberikan perlindungan berkelanjutan bagi tanaman kelapa.
  3. Ramah Lingkungan: Sebagai agen biologis, Baculovirus tidak meninggalkan residu berbahaya di lingkungan, menjaga keseimbangan ekosistem.
  4. Integrasi dengan PHT: Dapat diintegrasikan dengan baik dalam program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk tanaman kelapa.
  5. Mengurangi Ketergantungan pada Pestisida Kimia: Penggunaan Baculovirus membantu mengurangi penggunaan pestisida kimia, yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana dan Fakultas Biologi UPG 45 Kupang mendapatkan kesempatan untuk belajar secara langsung tentang proses produksi dan pemeliharaan APH Baculovirus, serta pentingnya pengendalian hayati dalam menjaga kesehatan tanaman.

Salah satu mahasiswa magang, David dari Fakultas Biologi UPG 45 Kupang, berkomentar, “Melihat langsung proses produksi Baculovirus ini sangat menginspirasi. Kami belajar bagaimana ilmu biologi dapat diterapkan langsung untuk mengatasi masalah pertanian secara ramah lingkungan.”

Ke depannya, UPTD PKDLHP berencana untuk:

  1. Meningkatkan kapasitas produksi APH Baculovirus untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dari berbagai kabupaten di NTT.
  2. Melakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan efektivitas Baculovirus dalam mengendalikan hama Oryctes.
  3. Memperluas program edukasi kepada petani kelapa tentang manfaat dan cara penggunaan Baculovirus yang tepat.

Dengan upaya ini, UPTD PKDLHP terus memainkan peran penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan di NTT, khususnya dalam perlindungan tanaman kelapa yang merupakan komoditas komersil bagi ekonomi lokal. Penggunaan Baculovirus sebagai APH tidak hanya membantu mengendalikan hama Oryctes, tetapi juga mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah ini.

See also  Gagal Musim Tanam Pertama, Petani Jagung di Manggarai Timur Kembali Tanam Jagung

BERSAMA BEKERJA!

BEKERJA BERSAMA!

BISA!!!

Similar Posts