Gerakan Hijau Sejuk NTT Ku: Upaya Kolektif Menjaga Kelestarian Lingkungan di Nusa Tenggara Timur

Kupang, 18 Desember 2024 – Dalam rangka menyongsong Hari Ulang Tahun ke-66 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Aksi Gerakan Hijau Sejuk NTT Ku dilaksanakan dengan semangat kebersamaan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan hidup. Kegiatan ini berlangsung di kawasan Keuskupan Agung Kupang, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Aksi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Forkopimda Provinsi NTT, UPT KLHK, OPD lingkup Pemprov NTT, tokoh agama, Dharma Wanita, komunitas lingkungan, hingga Pramuka Saka Wana Bakti. Dalam sambutannya, Kepala Balai Pengelolaan DAS Benain Noelmina, Kludolfus Tuames, SP, dan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, yang mewakili Penjabat Gubernur NTT, menyampaikan pentingnya gerakan ini dalam menghadapi perubahan iklim global.

Perubahan Iklim: Tantangan Nyata yang Harus Dihadapi

Perubahan iklim global menjadi isu utama yang dibahas dalam kegiatan ini. Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT menggarisbawahi fenomena anomali iklim yang menyebabkan peningkatan suhu dan air laut serta kesulitan dalam memprediksi cuaca. Penurunan kemampuan bumi menyerap karbon akibat penebangan hutan, alih fungsi lahan, dan kebakaran hutan menjadi penyebab utama yang memerlukan perhatian serius.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Joaz Bily Oemboe Wanda, SP

Sebagai langkah strategis, Gerakan Hijau Sejuk NTT Ku diharapkan menjadi solusi nyata untuk menjaga keseimbangan ekosistem melalui peningkatan tutupan lahan hijau. “Menanam pohon bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi upaya kolektif untuk memperbaiki lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati, dan mendukung ketahanan pangan serta energi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Joaz Bily Oemboe Wanda, SP.

Kawasan Agroeduwisata sebagai “Firdaus Mini”

Salah satu sorotan dalam kegiatan ini adalah konsep Agroeduwisata yang disampaikan oleh RD. Krispinus Saku, Pr, mewakili Keuskupan Agung Kupang. Agroeduwisata ini dirancang sebagai kawasan hijau kota yang menyajikan konsep hutan kota, pertanian kota, kebun, dan taman kota.

Vikjen Keuskupan Agung Kupang, RD. Krispinus Saku, Pr

“Kawasan ini diharapkan menjadi oase atau ‘Firdaus Mini’ di tengah kota metropolitan Kupang. Selain meningkatkan kualitas lingkungan, kawasan ini juga dirancang sebagai wahana edukasi bagi anak-anak usia sekolah dan masyarakat umum tentang pentingnya ketahanan pangan,” jelas Vikjen KAK Kupang.

See also  Mahasiswa PKL Universitas Pendidikan Guru 45 (UPG 45)  Pelajari Penerapan Agens Pengendali Hayati di Laboratorium Hayati dan Biopestisida

Konsep ini tidak hanya berfokus pada estetika lingkungan, tetapi juga pada aspek keberlanjutan dan edukasi, menjadikannya sebagai model kawasan perkotaan yang hijau dan produktif.

Data Penanaman: Bukti Komitmen Nyata

Dalam aksi ini, sebanyak 402 batang pohon ditanam di area seluas 1,25 hektar, terdiri atas berbagai jenis tanaman, seperti:

  • Klengkeng: 60 batang
  • Glodokan: 30 batang
  • Durian: 30 batang
  • Jambu Bol: 70 batang
  • Jambu Kristal: 50 batang
  • Mangga: 54 batang
  • Jeruk: 24 batang
  • Ketapang Kencana: 50 batang
  • Tabebuya: 34 batang

Bibit-bibit ini berasal dari Persemaian Fatukoa BPDAS Benain Noelmina dan Persemaian Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTT.

Kepala Balai Pengelolaan DAS Benain Noelmina, Kludolfus Tuames

“Gerakan ini tidak hanya untuk hari ini. Kami memastikan kegiatan ini akan terus dipantau dan dilaporkan kepada Menteri Kehutanan dan Pemerintah Provinsi NTT sebagai bagian dari komitmen menjaga lingkungan,” ungkap Kludolfus Tuames.

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga masyarakat umum. Penjabat Gubernur NTT, melalui perwakilannya, menyampaikan apresiasi kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai inisiator kegiatan serta semua pihak yang terlibat.

“Kegiatan seperti ini adalah awal dari gerakan baru untuk menjaga lingkungan. Pembangunan berkelanjutan hanya dapat terwujud jika kita semua bersinergi untuk melestarikan sumber daya alam bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Harapan ke Depan

Melalui Aksi Gerakan Hijau Sejuk NTT Ku, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menanam pohon, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dalam melestarikan alam.

Dengan aksi ini, NTT memulai langkah besar untuk menjadi wilayah yang lebih hijau, sejuk, dan berkelanjutan, menjadikan Hari Ulang Tahun Provinsi NTT ke-66 sebagai momentum untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan.

See also  Gagal Musim Tanam Pertama, Petani Jagung di Manggarai Timur Kembali Tanam Jagung

Similar Posts