Petani Porang di Manggarai Timur Panen Uang Rp 9 Miliar

Petani Agustinus Adil menerima uang penjualan porang langsung di kawasan pertanian Lando Lomes dari investor Jawa Timur. Foto: Christo Lawudin (sumber : link)

BORONG, FLORESPOS.net-Petani di kawasan Lando Lomes, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT, panen porang dan panen uang. Panen uang karena perkiraan pendapatan mencapai Rp 9 miliar lebih.

Porang yang ditanam kelompok tani yang dipimpin Ketuanya Agustinus Adil (53) mulai dipanen per Senin (5/8/2024).

Panenan dilakukan besaran pada lahan 6 ha yang dihadiri langsung investor dari Jawa Timur yang merupakan jaringan kerja Romo Bernard Palus, mantan Pastor Paroki Mbata dan kini menjadi Pastor Paroki Kajong, Keuskupan Ruteng.

Panen uang itu ada dasarnya. Hitungannya, total produksi bisa mencapai 1.000 ton. Investor membeli dengan harga sebesar Rp 9.000 per kilogram sehingga diketahui uang yang diterima nantinya.

Panenan kemarin tidak dilakukan dalam seremoni khusus. Porang mulai dicabut di bawah pimpinan Rm. Bernard bersama petani Agus Adil, investor, dan 40 anggota Kelompok Tani Abdi Kasih.

Petani Agus Adil mengatakan, dirinya menggerakan petani lain untuk menanam porang dalam jumlah besar sejak tahun 2021 di tengah rasa pesimistis publik.

“Dirinya, keluarga, dan anggota kelompok kerja saja. Saya yang arahkan dan atur. Karena saya tahu baik bagaimana mengusahakan porang secara profesional,” katanya.

Modal pengetahuan dan praktik yang dimilik Agus Adil ketika belajar kepemimpinan, mengolah tanah, dan menanam aneka tanaman pertanian, termasuk porang di Jepang cukup untuk ditularkan kepada petani lain.

Dikatakan, pengelolaan lahan, bibit, pemupukan organik, dan perawatan dilakukan secara profesional.

Hasilnya seperti sekarang. Satu umbi porang, bisa berberat belasan kilogram. Dan, berat paling kecil 8 kilogram per umbi.

Dirinya amat komit mengusahakan porang? Dasarnya karena pasarannya global. Banyak negara membutuhkan. Karena itu berapapun  hasil petani pasti dibeli habis.

See also  Gawat! Staf Presiden Wanti-Wanti RI Masuk Era Defisit Beras, Ada Apa?

Karena itu, dirinya menanam porang tidak main-main dengan teknik tinggi, tetapi bisa dilakukan petani dengan mudah.

Para petani yang bersamanya mengikuti betul cara bertani porang secara profesional sehingga umbi berat dan kualitasnya memenuhi standar kebutuhan luar negeri.

Porang tidak asal ditanam. Tetapi, teknologi tepat guna harus masuk. Teknologi tidak muluk-muluk, tetapi bisa dilakukan petani.

Dikatakan, apa yang didapat sekarang ini menjadi titik tolak untuk penanaman porang ke depan. Targetnya besar, yakni harus mencapai 1 juta ton nantinya.

Target itu bisa dicapai mengingat lahan di kawasan Lando Lomes banyak dan belum ditanami. Kalau semua ditanami, hasil  pasti melimpah.

Jika dihitung dengan petani lain baik di Desa Gunung Baru maupun desa-desa lain di Manggarai raya, hasilnya banyak sekali sehingga tawaran pasaran lebih kuat dan menjanjikan secara ekonomi.

Sedangkan Pastor Rm. Bernard Palus mengatakan, ketika menjadi Pastor Paroki Mbata tahun 2014, dirinya mulai memperkenalkan dan menggerakkan umat untuk menanam porang.

“Saya sudah lihat prospeknya. Karena itu, saya tidak henti meminta umat untuk tanam porang,” kata Pastor yang memiliki banyak jaringan kerja dalam dan luar negeri itu.

Prospeknya, porang dibutuhkan dunia. Karena itu, sangat dibutuhkan. Kendalanya pada produk. Ketika itu tidak ada yang menanam porang. Porang masih menjadi tanaman liar di hutan.

Menurutnya, dasar keyakinan itu yang membuatnya membentuk  gerakan masyarakat atau umat untuk menanam porang ini. Porang harus ditanam banyak.

Ketika itu, banyak kelompok tani yang dibentuk. Tetapi, yang masih bertahan hingga sekarang adalah kelompok tani di bawah pimpinan Agus Adil.

Dalam perjalanan, motivasi saja tidak cukup. Bagaimana agar hasilnya maksimal dan bermutu.

Maka dikirimlah Ketua Kelompok Tani, Agus Adil untuk studi ke Jepang selama 9 bulan. Studi kepemimpinan dan bagaimana mengolah tanah secara profesional.

See also  689 Hektare Padi di NTT Terdampak Kekeringan

Apa yang didapat di Jepang dipraktikkan betul di kawasan Lando Lomes. Teknik tinggi diterapkan dengan mudah. Hasilnya seperti sekarang, umbinya sangat berat dan kualitasnya sangat tinggi.

Karena itu, siapapun diajak untuk menanam porang. Untuk hasil yang baik, maka perlu belajar pada petani yang sudah berhasil di kawasan Lando Lomes, Desa Gunung Baru. *

Sumber : Petani Porang di Manggarai Timur Panen Uang Rp 9 Miliar – FloresPos Net

Similar Posts