689 Hektare Padi di NTT Terdampak Kekeringan

(VICTORYNEWS) – Sebanyak 689 hektare (Ha)  lahan padi di Provinsi NTT rusak terkena dampak kekeringan. Mulai dari kerusakan ringan, sedang, berat hingga gagal panen.

Dari 689 hektare lahan padi yang mengalami kekeringan itu, 63,5 Ha lahan mengalami gagal panen, dan 553,5 Ha yang terkena kekeringan pulih kembali atau pertumbuhannya kembali normal.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederik Koly yang dikonfirmasi melalui Sekretaris Dinas, Joaz B Umbu Wanda, Senin, (8/1/2024).

Selain Padi, lanjut Joaz, lahan jagung seluas 242,0 Ha juga terkena dampak kekeringan. 5,0 Ha gagal panen, dan 230.7 Ha pulih kembali. Sedangkan Sorgum yang terkena dampak kekeringan seluas 15,0 Ha, namun semua pulih kembali.

Sementara khusus komoditi kedelai yang mengalami kerusakan akibat kekeringan seluas 7,0 Ha, tetapi 4.0 Ha pulih kembali. Dan untuk komoditi kacang hijau yang mengalami dampak seluas 0,4 Ha.

“Komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi prioritas penanganan Dinas Pertanian Provinsi NTT selama tahun 2023 yaitu padi, jagung, Sorgum, kedelai, kacang hijau, dan tanaman hortikultura berupa sayur-sayuran di pekarangan dan kegiatan antisipasi gagal panen dibiayai oleh APBD,” beber Umbu.

Umbu menjelaskan, kondisi fenomena  El Nino atau musim kemarau ekstrem merupakan kondisi dimana suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pemanasan di atas kondisi normal hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan dan mengurangi  ketersediaan air sehingga memberi dampak  yang besar bagi sektor pertanian.

Menurut Umbu, terjadinya perubahan iklim ini  berdampak langsung  pada adanya pergeseran  musim tanam sehingga menyulitkan petani menentukan  waktu tanam (kalender tanam) dan waktu panen tanaman pangan khususnya padi.

Adanya serangan hama dan penyakit dengan variannya, terjadinya gagal tanam dan gagal panen semakin luas, menurunnya produksi dan produktivitas tanaman oleh karena perlunya mitigasi dan adaptasi agar tidak terjadinya rawan pangan yang merugikan petani.

See also  Pemkab Sumba Timur lakukan pengembangan sorgum pada lahan 3.000 hektare

Mitigasi yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT bersama instansi terkait agar tetap berjalannya produksi tanaman pangan, meliputi: Pertama, melakukan koordinasi dengan BMKG untuk selalu mendapat informasi cuaca yang update.

Melakukan mapping terhadap titik-titik air yang masih tersedia bersama PUPR untuk konservasi air dan mengoptimalkan embung-embung, dan dukungan pompa air.

“Mempersiapkan benih- benih padi, jagung, sorgum, kacang hijau yang umur genjah/pendek dan tahan kondisi kekurangan air sebagai stimulus ketahanan pangan dan ekonomi RT petani terdampak,” bebernya.

Ia menambahkan, untuk jangka panjang dengan memanfaatkan konsep teknologi pertanian cerdas yaitu smart farming green house seperti di Oetalu, dan Penfui.

Sumber – (689 Hektare Padi di NTT Terdampak Kekeringan – Victory News)

Similar Posts