Sinergi APH Trichoderma, Irigasi Tetes, dan Pemupukan NPK Mendukung Keberlanjutan Kakao di Kebun Dinas Wairklau

Laboratorium Lapangan Sikka (LL Sikka) yang berada di bawah naungan UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan (PKDLHP) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT menunjukkan hasil positif dari kegiatan penerapan teknologi budidaya pada komoditi kakao di Kebun Dinas Wairklau. Program terpadu yang terdiri dari pengaplikasian Agen Pengendali Hayati (APH) Trichoderma, sistem irigasi tetes, dan pemupukan NPK telah memberikan dampak nyata terhadap kesehatan tanaman kakao.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada 23 April 2025, lokasi yang diaplikasikan APH Trichoderma telah menunjukkan pertumbuhan miselium Trichoderma yang baik. Hal ini mengindikasikan keberhasilan kolonisasi jamur Trichoderma pada area perakaran tanaman kakao yang menjadi target program.
Kolaborasi Lintas Seksi
Kegiatan ini menunjukkan sinergi yang baik antara berbagai komponen dalam UPTD PKDLHP. APH Trichoderma dan sistem irigasi tetes diinisiasi oleh LL Sikka, sementara program pemupukan NPK dikelola oleh Seksi Kebun Dinas UPTD PKDLHP. Kolaborasi yang harmonis ini berada di bawah koordinasi Ibu Dewi Manek selaku Kepala UPTD PKDLHP.
“Integrasi teknologi budidaya ini merupakan wujud upaya kami mendukung pengembangan kakao berkelanjutan di Provinsi NTT,” ujar Ibu Uly Odo, Kepala LL Sikka, yang menjadi motor penggerak inisiatif penggunaan APH Trichoderma dan irigasi tetes di kebun kakao.
Sementara itu, Pak Mikson Lakidang selaku Kepala Seksi Kebun Dinas, menekankan pentingnya pemupukan berimbang dalam mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman kakao. “Pemupukan NPK yang kami lakukan sejak September 2024 hingga Maret 2025 dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman kakao secara optimal,” jelasnya.
Kronologi Penerapan Teknologi
Program terintegrasi ini telah dilaksanakan secara bertahap:
- September 2024: Dimulainya pengaplikasian sistem irigasi tetes dan pemupukan NPK
- Desember 2024: Pengaplikasian APH Trichoderma
- Maret 2025: Pengaplikasian pupuk NPK tahap akhir
- April 2025: Evaluasi dan monitoring pertumbuhan miselium Trichoderma
Keterlibatan Mahasiswa Magang
Pelaksanaan program ini juga melibatkan mahasiswa yang sedang menjalani program magang di LL Sikka. Mereka berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari persiapan, aplikasi, hingga monitoring dan evaluasi hasil

“Kegiatan magang ini memberikan kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk memperoleh pengalaman praktis dalam penerapan teknologi budidaya tanaman perkebunan,” ungkap Ibu Uly Odo. Para mahasiswa juga terlibat dalam pengamatan pertumbuhan miselium Trichoderma yang dilakukan pada 23 April 2025.
Teknologi yang Diterapkan
APH Trichoderma
Trichoderma sp. merupakan jamur antagonis yang berfungsi:
- Mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen tular tanah
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman
- Memperbaiki kesuburan tanah melalui aktivitas dekomposisi bahan organik
- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik
Aplikasi Trichoderma pada bulan Desember 2024 telah berhasil membentuk koloni yang baik, dibuktikan dengan pengamatan miselium yang tumbuh di area perakaran tanaman kakao pada bulan April 2025.
Sistem Irigasi Tetes
Sistem irigasi tetes yang diterapkan sejak September 2024 memiliki keunggulan:
- Efisiensi penggunaan air dengan meminimalkan kehilangan air akibat penguapan
- Distribusi air yang merata ke zona perakaran tanaman
- Menjaga kelembaban tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman
- Mengurangi risiko penyakit akibat kondisi daun dan batang yang tetap kering
Pemupukan NPK
Program pemupukan NPK yang dilaksanakan oleh Seksi Kebun Dinas dirancang untuk:
- Menyediakan nutrisi berimbang (Nitrogen, Fosfor, dan Kalium) bagi tanaman kakao
- Meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
- Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
- Mendukung produksi kakao yang berkelanjutan

Dampak dan Keberlanjutan Program
Integrasi tiga teknologi budidaya (APH Trichoderma, irigasi tetes, dan pemupukan NPK) menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan performa tanaman kakao di Kebun Dinas Wairklau. Keberhasilan tumbuhnya miselium Trichoderma menjadi indikator positif efektivitas program ini.
“Kami berharap program ini dapat menjadi model percontohan yang bisa direplikasi di berbagai lokasi kebun kakao di Provinsi NTT,” ungkap Ibu Dewi Manek, Kepala UPTD PKDLHP. “Komitmen kami adalah mendukung pertanian berkelanjutan melalui penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.”
Program ini merupakan wujud nyata upaya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan melalui integrasi berbagai teknologi budidaya yang ramah lingkungan dan ekonomis.