Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Siap Sediakan Benih Unggul Berumur Pendek untuk Optimalisasi Food Estate di Belu

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahahan Pangan Provinsi NTT, Joaz Oemboe Wanda, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong optimalisasi lahan Food Estate di Desa Fatuketi, Kabupaten Belu. Sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi, Dinas Pertanian NTT juga siap menyediakan benih unggul berumur pendek yang lebih adaptif terhadap kondisi lahan di Fatuketi.
Hal ini disampaikannya saat mendampingi Gubernur NTT, Melki Laka Lena saat berdialog dengan para petani di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Sabtu 29 Maret 2025 lalu. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Melki juga didampingi Bupati Belu, Willybrodus Lay dan Wabup Vicente Hornai Gonsalves, Kabid BBWS NT II, bersama sejumlah Pimpinan OPD terkait.
Menurut Joaz Oemboe Wanda, lahan Food Estate di Desa Fatuketi memiliki potensi besar untuk pengembangan pertanian, terutama untuk komoditas jagung, bawang merah, dan hortikultura. Sejak kunjungan Presiden Joko Widodo pada Maret 2022, lahan ini menjadi perhatian utama, terutama karena adanya masukan dari petani mengenai berbagai kendala yang dihadapi.
“Kunjungan Presiden Jokowi pada 2022 merupakan momentum bersejarah. Saat itu, beliau tidak hanya meninjau lokasi tetapi juga secara langsung berdialog dengan petani untuk memahami kendala di lapangan. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung keberlanjutan program ini, termasuk dengan penyediaan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) serta optimalisasi lahan kering,” ujar Joaz. Menurutnya, salah satu kendala utama dalam pengelolaan Food Estate adalah ketersediaan air irigasi yang bergantung pada debit air Bendungan Rotiklot.
Pada tahun lalu, jelasnya, debit air mengalami penurunan signifikan akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan dari Februari hingga November 2024. Hal ini berdampak pada penurunan distribusi air ke lahan pertanian.
“Kami menyadari bahwa ketersediaan air merupakan faktor krusial dalam keberlanjutan Food Estate. Oleh karena itu, kami telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan pemerintah daerah untuk mencari solusi, termasuk pengembangan sistem irigasi pompa dan optimasi penggunaan air,” tambahnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, lanjutnya, Dinas Pertanian NTT juga akan mengusulkan penerapan teknologi irigasi modern, termasuk pompa air yang lebih efisien serta saluran irigasi permukaan. Selain itu, program Optimasi Lahan Kering akan diterapkan guna memastikan lahan tetap produktif meskipun dihadapkan pada keterbatasan air. Sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi, Dinas Pertanian NTT juga akan menyediakan benih unggul berumur pendek yang lebih adaptif terhadap kondisi lahan di Fatuketi.
“Salah satu jenis benih yang diusulkan adalah varietas padi Cakra buana, yang memiliki masa panen sekitar 80 hari. Dengan varietas ini, petani diharapkan dapat melakukan dua kali panen dalam setahun, sehingga produktivitas pertanian dapat meningkat,” ujarnya.
Selain itu, sektor hortikultura juga menjadi fokus pengembangan. Menurutnya, Program P2B (Pola Pekarangan Berbasis Pangan) tengah digodokan di tingkat pusat dan direncanakan untuk diterapkan di berbagai wilayah di NTT, termasuk di Kabupaten Belu. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber produksi pangan keluarga dan komersial. “Kami berharap Fatuketi bisa menjadi salah satu lokasi percontohan untuk program P2B hortikultura. Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat mengoptimalkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi,” jelas Joaz.
Lebih lanjut, Joaz menekankan bahwa upaya ini sejalan dengan visi Gubernur NTT untuk mengembangkan sektor pertanian berbasis kawasan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian.
“Dari ladang dan laut menuju pasar, itulah yang menjadi fokus kami. Dengan optimalisasi lahan, ketersediaan air yang terjamin, serta pemanfaatan teknologi pertanian modern, kita dapat mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan di NTT,” tutupnya. (gus)
