Festival Pangan dan Budaya NTT Hadir di Ende

Kupang – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT akan menyelenggarakan Festival Pangan Lokal dan Budaya Tahun 2025 di Kabupaten Ende pada 30–31 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kedaulatan pangan daerah sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat NTT.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT menyampaikan bahwa festival ini lahir dari semangat untuk menempatkan pangan sebagai jati diri dan harga diri bangsa.

“Pangan bukan sekadar kebutuhan hidup, tapi juga simbol harga diri bangsa. Kalau pangan berdaulat, maka kuatlah negara itu,” ujarnya dalam wawancara bersama RRI, Jumat (24/10/2025).

Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan implementasi dari visi pembangunan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dalam menggerakkan ekonomi daerah melalui sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Festival tahun ini mengusung tema “Melestarikan Rasa, Menjaga Keberagaman Budaya” dengan subtema “Merajut Kisah Pangan Lokal dari Ladang ke MeJa.”

Ende, Tuan Rumah dengan Kekayaan Pangan dan Budaya

Pemilihan Kabupaten Ende sebagai lokasi penyelenggaraan bukan tanpa alasan.
Kepala Dinas menjelaskan, wilayah ini memiliki kekayaan pangan lokal dan keragaman budaya yang luar biasa — mulai dari ubi nuabosi, padi lokal berketahanan tinggi, hingga rempah-rempah khas yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.

“Ende punya warisan pangan yang kaya dan kuat. Dari sini, kita ingin menampilkan bahwa pangan lokal juga bisa menjadi kekuatan ekonomi sekaligus kebanggaan budaya,” ungkapnya.

Dukungan bagi UMKM dan Pelaku Pangan Lokal

Festival Pangan dan Budaya NTT 2025 juga diharapkan menjadi ajang promosi dan pemasaran bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Peserta dari seluruh wilayah Pulau Flores akan menampilkan beragam produk olahan pangan lokal, pameran hasil pertanian, serta atraksi budaya tradisional.

Kepala Dinas menegaskan bahwa pengembangan pangan lokal harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari proses budidaya, pengolahan, hingga pemasaran.

“Harapannya, UMKM pangan lokal bisa naik kelas dan menjadi bagian dari rantai ekonomi yang berkelanjutan. Ini juga sejalan dengan misi kami untuk membangun NTT dari ladang dan laut menuju pasar,” jelasnya.

Menanamkan Kecintaan pada Pangan Lokal

Lebih dari sekadar seremoni, festival ini diharapkan menjadi wadah edukasi dan kampanye kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, agar mencintai serta mengonsumsi pangan lokal.
Kepala Dinas menilai bahwa pelestarian pangan tradisional merupakan bagian dari upaya menjaga sejarah dan identitas daerah.

“Anak-anak muda perlu tahu bahwa pangan lokal adalah warisan berharga dari leluhur kita. Dengan mencintai pangan lokal, kita menjaga sejarah dan menyiapkan masa depan yang lebih berdaulat,” tutupnya.

📍 Sumber: RRI.co.id – Festival Pangan dan Budaya NTT Hadir di Ende

Similar Posts