Artikel

Dukung Swasembada Pangan, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma Panen Raya Jagung Bersama di Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat

Dukung Swasembada Pangan, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma Panen Raya Jagung Bersama di Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat

Kegiatan Panen Raya Jagung ini merupakan kolaborasi antara Polres Kabupaten TTU, Pemerintah Kabupaten TTU dan kelompok Tani dengan memanfaatkan lahan tidur guna mendukung Program Swasembada Pangan Nasional di Kabupaten TTU

Deklarasi Asosiasi Petani Sa Ate Dorong Kedaulatan Pangan

Deklarasi Asosiasi Petani Sa Ate Dorong Kedaulatan Pangan

Pemerintah Kabupaten Ende terus memperkuat ketahanan pangan daerah melalui langkah konkret di sektor pertanian. Salah satunya adalah deklarasi Asosiasi Petani Hortikultura “Sa Ate” yang berlangsung di Desa Ratewati, Kecamatan wewaria, Sabtu (17/5/2025), bersamaan dengan panen perdana padi dan cabai serta penanaman bibit padi di Kecamatan Wolowaru.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, Ibrahim Gadir Dean, S.P, Kepada RRI di Florata Pagi Ini, Selasa (20/5/2025) menyampaikan bahwa pembentukan asosiasi ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda, yang menitikberatkan pada peningkatan produktivitas pertanian.

Kadis Pertanian NTT: Tak Bisa Kerja Sendiri! Pangan & Pupuk Harus Tersedia Hingga ke Desa

Kadis Pertanian NTT: Tak Bisa Kerja Sendiri! Pangan & Pupuk Harus Tersedia Hingga ke Desa

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda, SP menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjamin ketersediaan pangan dan pupuk di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur. Hal ini disampaikan usai mengikuti Pelantikan Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Pimpinan Pratama oleh Gubernur Melki Laka Lena di Aula Eltari kantor Gubernur pada Senin (19/05/2025).
Joaz menyampaikan harapan besar terhadap peran aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah kabupaten, para petani, penyuluh pertanian hingga lembaga keagamaan, untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup dan merata, terutama setelah musim penghujan yang menguntungkan beberapa waktu lalu.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Ini menjadi komitmen kita bersama dengan semua pihak,” ujar Joaz.

Opini: Kopi Timor di Kabupaten Belu, Warisan yang Belum Terangkat

Opini: Kopi Timor di Kabupaten Belu, Warisan yang Belum Terangkat

Kabupaten Belu, yang terletak di bagian timur Nusa Tenggara Timur memiliki sejarah panjang terkait kopi. Kopi Timor, yang terkenal karena keunikan rasa dan kualitasnya, sebenarnya adalah salah satu warisan alam yang telah ada di wilayah ini sejak ratusan tahun lalu. Meskipun demikian, hingga kini, potensi kopi Timor di Belu masih belum terangkat sepenuhnya dan belum mendapatkan perhatian yang layak.
Sejak abad ke-19, Belu sudah dikenal sebagai daerah yang cocok untuk pertanian kopi. Pada awalnya, kopi Timor ditanam oleh petani lokal dalam skala kecil, dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dan sedikit dipasarkan di sekitar wilayah Nusa Tenggara. Pada tahun 1980-an, pemerintah mulai memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kopi sebagai sumber pendapatan daerah. Namun, upaya tersebut terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan akses pasar yang tidak memadai. Walaupun demikian, rasa kopi Timor yang khas, dengan aroma rempah yang kuat dan keseimbangan rasa yang unik, tetap menjaga daya tariknya di pasar lokal.

Mentan Bawa Kabar Gembira buat Petani Jagung

Mentan Bawa Kabar Gembira buat Petani Jagung

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk menyerap 1 juta ton jagung. Total anggaran yang disiapkan Rp 5 triliun.
Harga yang digunakan untuk pembelian itu seusai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 5.500/kilogram (kg). Hal ini disampaikan Amran saat menghadiri panen raya jagung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (16/5/2025).
“Ada berita menggembirakan, ini berita gembira untuk petani jagung, itu insyaallah kami alokasikan untuk pembelian jagung, seluruh Indonesia, Rp 5 triliun untuk beli jagung, untuk 1 juta ton,” ujar Amran dalam keterangannya.

Menko Pangan Dorong Nilai Tambah Perkebunan Kopi, Coklat, hingga Lada

Menko Pangan Dorong Nilai Tambah Perkebunan Kopi, Coklat, hingga Lada

Pemerintah Indonesia terus memperkuat sektor pertanian dengan mengarahkan perhatian pada pengembangan perkebunan rakyat, khususnya komoditas unggulan seperti kopi, coklat, kelapa, cengkih, dan lada. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan bahwa langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah produk perkebunan nasional.

Usai membuka kegiatan World of Coffee Jakarta 2025, di Jakarta International Convention Center, Kamis (15/5), ia mengatakan hal ini menjadi perhatian pemerintah setelah berhasil mengembangkan beras yang kini stoknya sudah mencapai 3,7 juta ton.

“Maka fokus kita sekarang untuk mengembangkan perkebunan rakyat seperti kopi, coklat, kelapa, cengkih, dan lada. Karena ini harganya sekarang lagi bagus-bagusnya. Agar produktivitasnya naik. Paling tidak bibitnya yang bagus,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5).

Hasil Panen Padi Meningkat, Kadis Pertanian Belu: Kami Optimis Dengan Kolaborasi Petani

Hasil Panen Padi Meningkat, Kadis Pertanian Belu: Kami Optimis Dengan Kolaborasi Petani

Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Robert Mali, sebagaimana dilansir Pos Kupang, Minggu (11/5/2025).Diterangkan, peningkatan luas tanam di Belu mencapai sekitar 360 hektar atau 4 persen dibanding tahun lalu. Menurut Robert, peningkatan itu dipicu oleh curah hujan yang cukup merata dan menurunnya serangan hama pada tanaman padi.

Peningkatan hasil panen juga, urai Robert, menjadi indikator positif terhadap efektivitas penerapan teknik pertanian yang tepat, seperti penggunaan benih unggul, pengendalian hama yang optimal, serta pemilihan waktu tanam yang sesuai.

Pakar Pangan Unibraw Sebut Produksi Beras RI Tertinggi dalam Sejarah, Stok Melimpah

Pakar Pangan Unibraw Sebut Produksi Beras RI Tertinggi dalam Sejarah, Stok Melimpah

Pakar pangan dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Sujarwo, mengungkapkan bahwa periode April hingga Mei merupakan puncak produksi pangan nasional, di mana suplai beras dalam negeri mencapai titik tertingginya. Kondisi ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mencatat surplus beras yang dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk stok nasional, tetapi juga untuk ekspor.

Mengacu pada Rice Outlook edisi April 2025 yang dirilis Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi beras Indonesia tahun ini diperkirakan menembus 34,6 juta ton—naik 600 ribu ton dibandingkan proyeksi tahun sebelumnya. “Produksi beras Indonesia saat ini menunjukkan tren positif dan bahkan lebih baik dibandingkan negara-negara besar di ASEAN seperti Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, maupun Laos,” ujar Sujarwo, Minggu (11/5/2025).

Produksi Beras Indonesia Diprediksi 34,6 Juta Ton, Tertinggi di ASEAN Produksi beras Indonesia diprediksi tumbuh 4,8 persen.

Produksi Beras Indonesia Diprediksi 34,6 Juta Ton, Tertinggi di ASEAN Produksi beras Indonesia diprediksi tumbuh 4,8 persen.

Sektor pertanian Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia diproyeksi menyentuh angka 34,6 juta ton. Angka ini tumbuh 4,8 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah ini menempatkan Indonesia di atas negara-negara ASEAN lainnya dalam produksi beras. Di bawah Indonesia, Vietnam menempati urutan kedua dengan produksi beras sebesar 26,5 juta ton, disusul oleh Thailand dengan 20,1 juta ton, Filipina 12 juta ton, Kamboja 7,337 juta ton, Laos 1,8 juta ton, dan Malaysia 1,750 juta ton (laporan USDA musim tanam 2024/2025).