Meremajakan Baculovirus Oryctes, Harapan Baru Mengatasi Hama Kelapa “ Oryctes rhinoceros” Di Nusa Tenggara Timur

Kupang 08 September 2025 – Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang terdiri dari banyak pulau dan kaya akan hasil alam. Salah satu hasil alam yang menjadi sumber pemasukan daerah yaitu tanaman perkebunan. Diantaranya adalah tanaman kelapa yang tersebar luas di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di daerah pesisir seperti Kabupaten Kupang, Flores Timur, Sikka, dan Ende.
Varietas kelapa lokal unggulan seperti kelapa Adonara dari Flores sangat penting karena memiliki produktivitas tinggi.
Penggunaan Baculovirus Oryctes dapat memberikan harapan baru dalam pengendalian hama ini. Dengan cara ini, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari hama yang menyerang tanaman kelapa.
Dalam konteks ini, Baculovirus Oryctes muncul sebagai solusi potensial untuk mengatasi hama seperti Oryctes rhinoceros yang mengancam tanaman kelapa. Penggunaan Baculovirus Oryctes dapat memberikan harapan baru dalam pengendalian hama ini.
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar, sehingga kelapa juga disebut sebagai “pohon kehidupan”.
Dalam meningkatkan produksi tanaman kelapa maka faktor biotik dan abiotik merupakan salah satu faktor pembatas yang perlu diperhatikan. Faktor biotik ini meliputi organisme pengganggu tanaman seperti hama, penyakit dan gulma, sedangkan faktor abiotik antara lain cuaca, iklim, cahaya, lama penyinaran, suhu, dan curah hujan. Serangan hama penyakit dapat menjadi ancaman serius pada budidaya tanaman kelapa yang berdampak pada penurunan produksi buah kelapa. Data BPPS NTT per 17 Juli 2025 data Produksi Tanaman Perkebunan, untuk kelapa mengalami penurunan dari tahun 2022 hingga 2024, yaitu 69.116,87 ( 2022), 64.933,00 ( 2023) dan 64.155,00 ( 2024).
Hama yang menjadi masalah utama pada budidaya tanaman kelapa di Indonesia adalah kumbang Oryctes rhinoceros. O. rhinoceros merupakan hama yang dapat memberikan dampak negatif pada budidaya tanaman kelapa karena memiliki kemampuan merusak yang tinggi. Hama ini tersebar luas di seluruh provinsi Indonesia (Sambiran & Hosang, 2007). O. rhinoceros aktif pada malam hari untuk melakukan reproduksi maupun memakan tanaman kelapa, kumbang memakan pucuk daun yang masih muda, sehingga bila daun terbuka terlihat kerusakannya, daun mempunyai sayatan berbentuk V (Siswanto & Trisawa, 2018). Serangan O. rhinoceros pada tanaman kelapa terjadi pada saat hama memasuki stadium imago, serangan dilakukan oleh hama jantan ataupun betina.
Tanaman yang terserang berdampak pada hasil produksi yang menurun, dapat mematikan bibit tanaman yang masi muda pada persemaian sampai tanaman yang sudah tua, kemudian dapat merusak area tanaman baru. Serangan yang terjadi pada saat pertumbuhan generatif dapat mengakibatkan produktivitas terganggu (Rahman, 2010).




Pada laporan serangan OPT Oryctes rhinoceros yang menyerang tanaman kelapa di Wilayah NTT, triwulan pertama tahun 2025 terdapat tiga wilayah sengan nilai tertinggi yaitu , yaitu Sikka 19325, Ende 12146 dan Kupang 10898. UPTD PKDLHP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov NTT melalui Sub Laboratorium Baumata yang merupakan salah satu Sub lab yang ada di bawah Sie Laboratorium Hayati dan Pestisida yang selama ini fokus mengatasi hama Oryctes rhinoceros mengunakan Baculovirus oryctes, melakukan peremajaan (Rejuvenation) untuk meningkatan virulensi Baculovirus oryctes. Pada proses meningkatkan virulensi Baculovirus oryctes, digunakan larva Oryctes rhinoceros istar 3 yang sehat diinfeksi Baculovirus, kemudian di masukkan dalam wadah yang telah disisi dengan kotoran sapi dan dedak yang sudah disteril sebagai makanan untuk larva tersebut dan diamati perubahan morfologi serta tingkah lakunya.Larva yang terserang Baculovirus mempunyai gejala seperti kulit tubuhnya tampak membengkak, kulit larva berwarna merah, rapuh, dan mudah pecah, sehingga jaringan tubuh menjadi hancur dan bewarna kehitaman (Uhan, 2006).



Gambar 6. Larva Orytes Rhonoceros pada fase Istar 3
Keterangan :
A : Larva Orytes Rhonoceros sehat, gerakan lincah dan pertumbuhan baik
B : Larva Orytes Rhonocerosyang terinfeksi, gerakan pasiv, mengeluarkan kotoran dan tampak tidak sehat.
Peningkatan virulensi Baculovirus oryctes diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dalam mengatasi hama Oryctes rhinoceros. Tingkat virulensi Baculovirus oryctes dapat diamati di bawah mikroskop dengan menghitung nilai PIB yang tampak seperti butiran polyhedral refraktif dengan mengunakan haemositometer.
Efektivitas Baculovirus Oryctes dalam menanggulangi serangan hama akan menjadi harapan baru bagi para petani kelapa.

Daftar Pustaka
Rahman. (2010). Major Pests of Oil Palm.http://www.aarsb.com.my/wp content/Publication/Newsletter/PDF/2010-Apr.pdf, diakses 7/10/14. Sambiran, W. J., & Hosang, M. L. (2007). Pertumbuhan cendawan Metarhizium anisopliae (Metch)
Sorokin pada media air kelapa. Buletin Palma, 33(9), 1-11. Siswanto, & Trisawa, I. M. (2018). Uji mutu dan keefektifan metarhizium anisopliae isolat kalimantan tengah terhadap Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae). Buletin Palma, 19(2), 79-88. https://doi.org/10.21082/bp.v19n2.2018.79-88.
Uhan, T.S. 2006. Efikasi Ekstrak kasar Baculovirus. Balai penelitian Tanaman. Lembang, Bandung
Penulis : Musyarofah S.Si
Jabatan : POPT, Sub Lab Baumata-UPTD PKDLHP DISTAN KP NTT
