Pasar Tani “Lokal Itu Hebat” – Beli Lokal, Dukung Petani dan UMKM

Kupang, 27 Mei 2025 – Dalam rangka mendukung program One Village One Product (OVOP) dan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyelenggarakan kegiatan Pasar Tani bertajuk “Lokal Itu Hebat” – Beli Lokal, Dukung Petani dan UMKM. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tanggal 27–28 Mei 2025, di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT dan sepanjang Jalan El Tari, Kupang.

Memperkuat UMKM, Petani, dan Produk Lokal

Kegiatan Pasar Tani ini menjadi bagian integral dari upaya mendorong desa-desa di NTT agar mampu mengembangkan produk unggulan yang berdaya saing, baik di pasar nasional maupun internasional. Melalui kegiatan ini, hasil pertanian dan aneka olahan pangan lokal diperkenalkan lebih dekat ke masyarakat. Selain sebagai sarana promosi, Pasar Tani diharapkan menjadi instrumen untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, memperkuat keberlanjutan pertanian, serta memberdayakan ekonomi lokal.

Sebanyak 24 UMKM/IKM dan Unit Pengolahan Hasil (UPH) dari Kota dan Kabupaten Kupang ikut serta dengan menampilkan berbagai produk seperti jagung, sorgum, singkong, kelor, kopi, coklat, pisang, kacang-kacangan, serta hasil olahan lainnya.

Dukungan Pemerintah dan Antusiasme Peserta

Setelah Gubernur secara resmi membuka acara Launching OVOP, Wakil Gubernur Johni Asadoma bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, mengunjungi sejumlah stan UMKM. Dalam kesempatan tersebut, mereka memberikan apresiasi terhadap kualitas dan inovasi produk yang ditampilkan, sekaligus menyampaikan harapan agar pelaku UMKM dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.

Ketua Panitia Pasar Tani, Julianto N.B. Mooy, S.Pt

Ketua Panitia Pasar Tani, Julianto N.B. Mooy, S.Pt, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat prestise potensi lokal sektor pertanian di NTT. “Potensi pertanian NTT sangat beragam, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, hingga perkebunan. Namun hilirisasi belum optimal. Pasar Tani ini kami harapkan menjadi wadah konkret bagi petani dan pelaku UMKM untuk memasarkan produk unggulan mereka,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini akan dievaluasi untuk dapat dilaksanakan secara rutin setiap hari Sabtu, mulai pukul 07.00–10.00 WITA, bertepatan dengan Car Free Day.

Cerita UMKM: Dari Rumah ke Pasar yang Lebih Luas

Salah satu pelaku UMKM, Ibu Inayah dari IKM APIS XI, menyampaikan antusiasmenya:

“Kami mengolah kopi menjadi kopi rempah, biskuit kopi, kiri-kiri kopi, dan camilan dari kacang dengan bahan dasar tepung terigu dan tepung sorgum. Juga ada kelor dan abon tuna dari ikan kualitas terbaik. Kami membawa tema Bae Sonde Bae, Cemilan NTT Lebe Bae. Dulu kami hanya bisa promosi dari rumah. Sekarang lewat Pasar Tani, kami bisa menunjukkan karya kami dengan bangga.”

Salah satu pelaku UMKM, Ibu Inayah dari IKM APIS XI

Ia berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan mampu membuka peluang lebih luas, termasuk ke pasar internasional.

Tanggapan Masyarakat: Produk Segar dan Harga Terjangkau

Para pengunjung pun memberikan respons positif. Ibu Yana Mandala mengatakan:

“Dengan event ini, harga bahan pokok jadi lebih murah dan kualitasnya bagus karena langsung dibawa dari desa.”

Sementara Ibu Mea menyarankan agar Pasar Tani dilakukan di awal bulan untuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat:

“Kalau bisa, kegiatan ini dibuat rutin dan di awal bulan. Saat ini peminatnya masih terbatas dan fokus pada kebutuhan pokok.”

Pengunjung pasar tani, Ibu Yana & Ibu Mea

Komitmen Pemerintah untuk Ekonomi Kerakyatan

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Provinsi NTT menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal. Sinergi antara petani, pelaku UMKM, dan pemerintah akan terus didorong agar jaringan pemasaran produk lokal semakin luas dan mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. (MS)

Similar Posts

  • Gibran di Kabupaten Kupang: Dorong Swasembada Pangan, Tanggapi Langsung Keluhan Petani

    Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/5/2025). Tiba di Desa Baumata Utara, Kecamatan Taebenu, sekitar pukul 10.18 WITA, Gibran langsung menuju area persawahan Tulun, pusat kegiatan pertanian masyarakat setempat.

    Didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena, Wakil Gubernur NTT Joni Asadoma, serta jajaran pimpinan daerah dan militer seperti Bupati Kupang Yosef Lede, Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eki, dan Danrem 161/Wirasakti Brigjen Joao Xavier Barneto Nunes, Wapres Gibran menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor tangan dan mesin pompa air kepada para petani. Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda nasional untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

  • Tanam Semangka di Petleng, Wabup Alor: Dinas Pertanian Semakin Populer karena MBG

    Wakil Bupati Alor, Rocky Winaryo, SH, MH mengatakan bahwa bidang pertanian saat ini tidak saja menjadi prioritas, namun semakin populer. Hal ini akibat dampak dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk itu Pemerintah Kabupaten Alor akan memberikan perhatian penuh di sektor pertanian guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. “Kalau dulu orang sering membicarakan sektor PU (maksudnya infrastruktur).

    Tetapi saat ini dengan adanya MBG sektor pertanian semakin populer,” demikian ungkapan Wabup Winaryo dalam sambutannya ketika menghadiri kegiatan Gerakan Tanam Organik yang digelar Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor di lahan Perkebunan kelompok tani Wyrun di Desa Petleng, Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU), Kabupaten Alor, pada Kamis 23 Oktober 2025.

  • Opini: Kopi Timor di Kabupaten Belu, Warisan yang Belum Terangkat

    Kabupaten Belu, yang terletak di bagian timur Nusa Tenggara Timur memiliki sejarah panjang terkait kopi. Kopi Timor, yang terkenal karena keunikan rasa dan kualitasnya, sebenarnya adalah salah satu warisan alam yang telah ada di wilayah ini sejak ratusan tahun lalu. Meskipun demikian, hingga kini, potensi kopi Timor di Belu masih belum terangkat sepenuhnya dan belum mendapatkan perhatian yang layak.
    Sejak abad ke-19, Belu sudah dikenal sebagai daerah yang cocok untuk pertanian kopi. Pada awalnya, kopi Timor ditanam oleh petani lokal dalam skala kecil, dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dan sedikit dipasarkan di sekitar wilayah Nusa Tenggara. Pada tahun 1980-an, pemerintah mulai memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kopi sebagai sumber pendapatan daerah. Namun, upaya tersebut terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan akses pasar yang tidak memadai. Walaupun demikian, rasa kopi Timor yang khas, dengan aroma rempah yang kuat dan keseimbangan rasa yang unik, tetap menjaga daya tariknya di pasar lokal.

  • Food Estate 4 Juta Hektare Masuk RPJMN, Bidik Produksi Beras 10 Juta Ton hingga 2029

    Jakarta – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 memuat proyek kawasan sentra produksi pangan atau lumbung pangan (food estate). Hingga 2029, pemerintah menargetkan proyek ini menambah produksi pangan sebanyak 20 juta ton gabah kering giling atau setara 10 juta ton beras.

    “Diperkirakan memerlukan penambahan luas panen sekitar 4 juta hektare setara luas sawah,” bunyi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 10 Februari 2025 lalu itu, dikutip Jumat, 28 Februari 2025.

    Proyek ini akan diampu oleh Kementerian Pertanian dan BUMN atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah. Institusi lain yang berkontribusi yakni Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Koperasi, Kementerian Transmigrasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

    Ada tiga wilayah utama yang akan menjadi lokasi food estate, yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua Selatan. Di nomor empat, ada pula “lokasi prioritas lainnya” yakni Aceh, Jambi, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat.

  • Panen Perdana Padi Kelompok Tani Sehati Kupang Tengah, Menuju IP3 Tahun 2025

    Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT menghadiri kegiatan Panen Perdana Padi yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Sehati di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

    Kegiatan panen ini dihadiri oleh Bupati Kupang, Dandim 1602 Kupang, perwakilan Bank Indonesia, unsur Lembaga Tani Ternak Indonesia (LT2I) NTT, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kupang, tokoh agama, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta anggota Kelompok Tani Sehati.

    Panen secara simbolis dilaksanakan pada lahan seluas 1 hektar dari total 25 hektar yang akan dipanen secara bertahap. Pemerintah Provinsi NTT memberikan dukungan berupa optimasi lahan seluas 25 hektar, sementara Pemerintah Kabupaten Kupang menyalurkan bantuan berupa 1 unit hand tractor bagi kelompok tani.