Wakil Bupati Alor Tutup Pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona II Alor 2025

Kalabahi, Alor – Pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona II Alor Tahun 2025 menampilkan beragam pameran pangan lokal, produk UMKM, festival budaya, dan lomba kuliner khas daerah. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi ditutup oleh Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo pada Selasa malam (23/09/2025).

Dalam sambutannya, Rocky Winaryo menegaskan bahwa Pesta Pangan Lokal dan Budaya bukan sekadar ajang promosi produk pangan, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat dan sarana memperkuat identitas budaya daerah.

“Pesta pangan lokal memiliki nilai tambah bagi masyarakat, sementara budaya menjadi daya tarik wisata yang mampu menyejahterakan. Melalui momentum ini, kita diajak untuk semakin mencintai produk lokal yang kita miliki. Dengan melestarikan rasa, kita turut menjaga warisan dan budaya daerah,” ujarnya.

Rocky juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT atas penetapan Alor sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, kepercayaan tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian dan promosi wisata Kabupaten Alor.

Ketua Panitia yang juga Kabid Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Julianto Nixzon B. Mooy, menambahkan bahwa Pesta Pangan Lokal dan Budaya merupakan bagian dari program Pesta Pangan Lokal dan Budaya Provinsi NTT 2025 yang dilaksanakan secara zonasi di empat kepulauan kabupaten/kota se-NTT. Kegiatan ini menjadi agenda strategis Pemprov NTT dalam mewujudkan Program Dasa Cita.

Rangkaian kegiatan meliputi Pameran Pangan Lokal dan Produk UMKM, Festival dan Lomba Kuliner Tradisional, Demo Masak oleh Chef Lokal, Talkshow, Storytelling dan Edukasi Kreatif Pangan Lokal berbasis Kearifan Daerah, serta Pementasan Seni dan Budaya Alor yang memukau pengunjung.

Dengan penutupan resmi ini, pemerintah berharap masyarakat semakin terdorong untuk mengembangkan produk pangan lokal, meningkatkan daya saing UMKM, dan melestarikan budaya daerah sebagai potensi wisata yang bernilai ekonomi tinggi.

Sumber : Wakil Bupati Alor Tutup Pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona II Alor 2025 – Aksara Indonesia

Similar Posts

  • Tiba di Dili – Timor Leste, Wagub Johni Asadoma Disambut Wamen Perdagangan dan Perindustrian Timor Leste

    Jajaran pejabat Pemprov NTT yang turut mendampingi Wakil Gubernur NTT diantaranya Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Flouri Rita Wuisan, Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Sony Libing, Kadis Koperasi dan UMKM, Lery Rupidara, Kadis Perhubungan, Mahadin Sibarani, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Joaz Bily Oemboe Wanda, Kadis Penanaman Modal dan Perijinan Terpatu Satu Pintu, Alexander Koroh, Kaban Pendapatan dan Aset Daerah, Alex Lumba, Kaban Pengelola Perbatasan Daerah, Maxi Nenabu, serta Karo Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Selfi Nange.

    Perjalanan Wakil Gubernur beserta rombongan menempuh waktu kurang lebih 10 jam dan melewati PLBM Motaain. Setibanya di Kota Dili, Wakil Gubernur dan rombongan langsung menuju ke Kantor Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Timor Leste.

    Kedatangan Wakil Gubernur dan para delegasi pun disambut dengan hangat oleh Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Timor Leste, Augusto Júnior Trindade beserta jajarannya.

  • Panen Raya Jagung Serentak di NTT: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Pemanfaatan Lahan

    Gugus Tugas POLRI bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Panen Raya Jagung Serentak Tahap I di Batakte, Kabupaten Kupang. Kegiatan ini merupakan bagian dari panen serentak nasional yang dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

    Panen tahap pertama ini mencakup lahan seluas 18 hektare dengan perkiraan produksi mencapai 6-7 ton per hektare, sehingga total hasil panen diperkirakan mencapai sekitar 100 ton. Jagung yang dipanen merupakan hasil dari penanaman bersama yang dilakukan pada 20 November 2024. Ke depan, panen-panen berikutnya akan terus dilakukan dengan cakupan lahan yang lebih luas.

    Dalam upaya menyukseskan program ketahanan pangan nasional, Polda NTT dan seluruh jajaran Polres turut serta dalam kegiatan panen ini. Bahkan, seluruh Polres di NTT telah diperintahkan untuk melaksanakan panen serentak dengan luas lahan bervariasi antara 1 hingga 2 hektare per wilayah. Selain itu, hasil panen dari musim tanam kedua yang dimulai Februari 2025 juga diperkirakan akan dipanen dalam waktu sekitar 3,5 bulan ke depan.

  • Kepala BMKG Minta Petani Siap Siaga Petaka Iklim, Cara Lama “Tak Laku”

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,55 °C. Angka ini di atas suhu era pra-industri (1850-1900).
    Anomali suhu tersebut, ujarnya, melampaui ambang (1,5°C) yang telah ditetapkan tahun 2015 silam dalam perjanjian Paris. Fakta ini, imbuh dia, merupakan alarm keras bagi seluruh umat manusia. Termasuk Indonesia, salah satunya dalam hal ini menyangkut produksi pangan.

    Di Indonesia, lanjutnya, tahun 2024 juga tercatat sebagai tahun terpanas sejak pengamatan tahun 1981. Dengan suhu rata-rata 27,5 °C dan anomali 0,8 °C terhadap normal 1991-2020.

  • NTT Menuju Swasembada Pangan: Integrasi Darat dan Laut untuk Ketahanan Pangan Nasional

    Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin memperkuat perannya sebagai lumbung pangan nasional melalui integrasi kebijakan darat dan laut dalam kerangka besar swasembada pangan. Dalam Rapat Koordinasi Desk 8 yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT dan dihadiri oleh Dirjen Tanaman Pangan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Kadis Pertanian kabupaten/kota se-NTT, disepakati strategi percepatan program nasional melalui pendekatan kolaboratif, modernisasi sistem pertanian, dan optimalisasi potensi kelautan serta perikanan.

    Sebagai respons terhadap krisis pangan global dan tantangan perubahan iklim, NTT didorong menjadi wilayah strategis dalam pengembangan produksi beras nasional, kemandirian benih, dan diversifikasi pangan lokal. Di sisi maritim, penguatan subsektor rumput laut, garam rakyat, dan perikanan tangkap diarahkan untuk mendukung hilirisasi industri dan ekspor. Dengan dukungan anggaran, tata kelola yang terintegrasi, dan pembentukan Satgas Swasembada Pangan Provinsi, NTT kini bersiap menjadi garda depan ketahanan pangan Indonesia dari timur.