Artikel

  • Dandim 1613 Sumba Barat Panen Bawang Merah, Wabup Timotius Minta Warga Tanam Bawang, Jagung dan Padi

    Wakil Bupati Sumba Barat, Timotius Tede Ragga, S.Sos bersama Dandim 1613 Sumba Barat, Letkol Inf Ignasius Hali Sogen, S.E., M.Han dan sejumlah pejabat serta undangan lainnya mengadakan panen bawang merah pada lahan percontohan bawang merah yang ditanam Kodim 1613 Sumba Barat bersama seorang pengusaha juga adalah petani, Ongko Bobi Samapati di gelora Pada Eweta, Kecamatan Kota Waikabubak, Sumba Barat, Rabu (1/10/2025).

    Dalam sambutannya, Wabup Timotius Ragga mengatakan bawang merah merupakan salah satu komoditi dagang memiliki harga bagus dan pangsa pasar luas di Pulau Sumba khususnya dan NTT umumnya.Selama ini, petani hanya menanam padi, jagung, kacang dan lainnya. Sementara usaha tanam bawang merah, bawang putih dan lainnya jarang bahkan tidak dilakukan.

  • Nilai Tukar Petani September Tembus 124,36: Bukti Kesejahteraan Petani Meningkat

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada September 2025 sebesar 124,36, atau naik 0,63 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 123,57. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan bahwa kenaikan NTP terutama dipengaruhi oleh sejumlah komoditas unggulan.

    “Nilai Tukar Petani atau NTP September 2025 tercatat sebesar 124,36 atau naik sebesar 0,63 persen dibandingkan dengan Agustus 2025. Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau It naik sebesar 0,71 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan memengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima petani nasional adalah kopi, kelapa sawit, cabai merah, dan karet,” ujar Habibullah, Rabu (01/10/2025).

  • Kemiskinan dan Keterbatasan Bukan untuk Diratapi: Paulus Limu Menanam Harapan dari Pekarangan

    PK-POM Model menyasar 10.000 keluarga miskin tanpa lahan sawah maupun kebun. Mereka didorong mengelola pekarangan rumah untuk memenuhi gizi keluarga sekaligus menjadi sumber penghasilan.

    Setiap rumah tangga penerima manfaat dibekali 3 ekor kambing, 10 ekor bebek, kolam ikan dengan benih lele, serta lahan hortikultura sekitar 2 are untuk menanam sayur, cabai, tomat, dan buah. Program ini juga dilengkapi pelatihan pengolahan hasil produksi, seperti telur asin, saus tomat, hingga olahan ikan lele.

    Menurut Bupati Paulus, program ini bukan bantuan sosial, melainkan bentuk pemberdayaan masyarakat agar lebih mandiri. “Pekarangan rumah harus menjadi

  • Laboratorium Hayati Kupang Kembangkan Kultur Jaringan Bawang Putih TTU

    Kupang, 01 Okotober 2025 – Laboratorium Hayati Kupang kini tengah melakukan inovasi dengan mengembangkan kultur jaringan bawang putih lokal khas Timor Tengah Utara (TTU). Varietas bawang putih TTU dikenal berukuran kecil, namun memiliki aroma yang kuat dan khas, sehingga sangat diminati masyarakat.

    Menurut Kepala Laboratorium Hayati Kupang, Corry Nai Ulu, pengembangan kultur jaringan ini bertujuan memperbesar ukuran umbi tanpa menghilangkan aroma khasnya. “Ini merupakan pilot project atau tahap awal yang sedang kami lakukan. Harapannya, teknik perbanyakan in vitro dengan penambahan hormon sitokinin ini bisa meningkatkan produktivitas bawang putih TTU,” jelasnya.

  • Langkah Nyata Kejati NTT Wujudkan Program Jaga Desa

    Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh Kajati NTT sebagai simbol dimulainya program, dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara tiga pihak utama: Kepala Kejaksaan Tinggi NTT, Kepala SMKN 4 Kupang Semi Ndolu, S.Pd., serta Kepala Desa Fatukanutu Fransiskus Saebesi, S.H.. Kajati NTT juga menandatangani prasasti peresmian Desa Binaan Fatukanutu dan menyerahkan bantuan alat tenun kepada kelompok tenun setempat sebagai bentuk dukungan nyata bagi penguatan UMKM berbasis budaya lokal.

    Program Jaksa Bina Desa merupakan tindak lanjut dari rangkaian persiapan sejak Maret 2025. Program ini dirancang untuk menjadikan Desa Fatukanutu sebagai desa percontohan taat hukum, mandiri secara ekonomi, serta aktif dalam penerapan restorative justice.

    Bupati Kupang, Yosef Lede, S.H., dalam sambutannya menyampaikan rasa Sejaht dan apresiasi atas hadirnya Program Jaksa Bina Desa yang diinisiasi oleh Kejaksaan Tinggi NTT Sejahtera nyata untuk mendekatkan peran kejaksaan kepada masyarakat, terutama dalam penerangan hukum, pembinaan, dan pendampingan Sejahtera desa.

  • Ekonomi NTT Tumbuh 5,44% di Triwulan II 2025

    Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Melki Laka Lena, saat memimpin apel bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi NTT di halaman Kantor Gubernur, Senin (29/9/2025).

    “Kabar baik lainnya, ekonomi NTT tumbuh 5,44% pada triwulan II 2025, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Kontribusi terbesar datang dari sektor pertanian yang menyentuh lebih dari separuh penduduk NTT. Ini bukti bahwa kerja keras kita memberi dampak nyata,” ujar Gubernur Melki dalam sambutannya.

  • Bukan Korupsi! Strategi Unik Kejati NTT “Jaga Desa” Lewat Pertanian

    Kejaksaan Tinggi NTT membuat terobosan mengejutkan dengan meluncurkan program Jaksa Bina Desa di Desa Fatukanutu, Kabupaten Kupang pada Senin (29/9/2025). Program ini merupakan implementasi nyata dari inisiatif Jaga Desa yang bertujuan mendekatkan peran Kejaksaan dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Desa Fatukanutu, yang kaya akan potensi pertanian, peternakan, dan pariwisata, dipilih langsung oleh Kepala Kejaksaan Tinggi NTT, Zet Tadung Allo, S.H., M.H.

  • Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III Tahun 2025 di Oesao: Sinergi Polri, Pemerintah, dan Masyarakat Wujudkan Swasembada Pangan NTT

    Setelah mengikuti rangkaian kegiatan panen raya nasional secara virtual, Kapolda NTT bersama jajaran melaksanakan panen simbolis di lahan jagung milik kelompok tani di Oesao. Acara ini dihadiri pula oleh Bulog, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Forkopimda, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, serta kelompok tani Kokdale.

    Panen raya di Oesao berlangsung di lahan seluas 4 hektare dengan tingkat produktivitas rata-rata 5 ton per hektare, sehingga total produksi mencapai 20 ton jagung.

    Capaian Tingkat Provinsi NTT

    Selain di Oesao, panen raya jagung serentak juga dilakukan di berbagai wilayah NTT dengan total luasan mencapai 139,97 hektare. Dari luasan tersebut, estimasi produksi jagung yang diperoleh mencapai 349,93 ton.

    Untuk menjaga stabilitas harga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, hasil panen diserap oleh Bulog dengan harga Rp6.400/kg pada kadar air 14 persen.

  • Senator Peduli Ketahanan Pangan Dimulai di NTT, Targetkan Jagung Jadi Komoditas Unggulan

    Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) resmi mencanangkan program “Senator Peduli Ketahanan Pangan” di Desa Oenesu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pencanangan ini menitikberatkan pada pengembangan jagung sebagai komoditas prioritas untuk mendorong swasembada pangan, memperkuat hilirisasi, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

    Kegiatan dihadiri pejabat dari pusat dan daerah serta perwakilan petani. Dari DPD RI hadir GKR Hemas (Wakil Ketua) beserta anggota DPD asal NTT seperti Paul Liyanto, Hilda Manafe, Stevi Harman, dan Angelius Wake Kako. Pemerintah daerah yang hadir antara lain Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Gubernur Johni Asadoma, Ketua DPRD Provinsi Emelia Julia Nomleni, Bupati Kupang Yosef Lede, serta unsur Forkopimda. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi NTT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Perwakilan Kementan dan tim teknis (BRMP, Polbangtan Kupang, penyuluh) juga hadir untuk mendampingi kegiatan. Kehadiran lintas lembaga ini menegaskan pendekatan kolaboratif program.

  • Kepala BMKG Minta Petani Siap Siaga Petaka Iklim, Cara Lama “Tak Laku”

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,55 °C. Angka ini di atas suhu era pra-industri (1850-1900).
    Anomali suhu tersebut, ujarnya, melampaui ambang (1,5°C) yang telah ditetapkan tahun 2015 silam dalam perjanjian Paris. Fakta ini, imbuh dia, merupakan alarm keras bagi seluruh umat manusia. Termasuk Indonesia, salah satunya dalam hal ini menyangkut produksi pangan.

    Di Indonesia, lanjutnya, tahun 2024 juga tercatat sebagai tahun terpanas sejak pengamatan tahun 1981. Dengan suhu rata-rata 27,5 °C dan anomali 0,8 °C terhadap normal 1991-2020.