Laboratorium Hayati UPTD PKDLHP NTT Panen Pokcoy Organik:” Praktek Pemanfaatan Lahan Kantor untuk Ketahanan Pangan”

Hari ini menjadi hari yang spesial bagi Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan (UPTD PKDLHP) Nusa Tenggara Timur. Setelah kurang lebih satu bulan penanaman, telah berhasil memanen sayur pokcoy organik yang ditanam di halaman kantor.

Inisiatif penanaman pokcoy ini merupakan bagian dari upaya UPTD PKDLHP untuk mendemonstrasikan potensi pemanfaatan lahan terbatas di sekitar lingkungan kerja untuk menghasilkan sayuran organik yang sehat. Dengan memanfaatkan Agen Pengendali Hayati (APH) yang diproduksi oleh Laboratorium Hayati sendiri, telah dibudidayakan  pokcoy tanpa menggunakan pestisida kimia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan sedikit kreativitas dan pengetahuan, kita bisa mengoptimalkan lahan kosong di sekitar kita untuk menghasilkan sayuran organik,” ujar Kepala UPTD PKDLHP Ir. Maria I. R. Manek, M.SC. “Ini bukan hanya tentang menghasilkan makanan, tapi juga tentang mempromosikan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.”

Proyek percontohan ini membuktikan bahwa bahkan dengan lahan terbatas seperti halaman kantor, kita dapat berkontribusi pada ketahanan pangan rumah tangga. Sayuran yang dihasilkan tidak hanya bebas dari bahan kimia berbahaya, tetapi juga lebih segar karena dipanen langsung saat dibutuhkan.

Penggunaan APH dalam budidaya pokcoy ini juga menjadi showcase keunggulan produk Laboratorium Hayati UPTD PKDLHP. APH yang digunakan terbukti efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, sekaligus menjaga kesuburan tanah secara alami.

“Kami berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama yang tinggal di perkotaan dengan lahan terbatas,” tambah Ibu Dewi . “Dengan memanfaatkan APH dan teknik pertanian organik sederhana, setiap orang bisa menjadi produsen sayuran organik untuk kebutuhan sendiri.”

Kesuksesan panen pokcoy ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak instansi pemerintah dan masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong di sekitar kantor dan rumah mereka. Selain menghasilkan sayuran sehat, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan mempererat hubungan antar pegawai melalui kegiatan berkebun bersama.

See also  Simalakama Impor Beras, Bos Badan Pangan: Rp30 T Dinikmati Negara Lain

UPTD PKDLHP berencana untuk memperluas kegiatan ini dengan menanam berbagai jenis sayuran lainnya dan berbagi pengetahuan.. Dengan demikian, kami berharap dapat berkontribusi pada gerakan urban farming dan mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga di seluruh Nusa Tenggara Timur.

Inisiatif ini merupakan contoh nyata bagaimana instansi pemerintah dapat berperan aktif dalam mempromosikan gaya hidup sehat dan berkelanjutan, sekaligus memberikan solusi praktis untuk ketahanan pangan di level mikro. Melalui praktek percontohan seperti ini, UPTD PKDLHP NTT terus membuktikan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga sekaligus demi pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Similar Posts