Dandim 1613/Sumba Barat Hadiri Panen Bersama Bawang Merah di Kelurahan Weekarou

Komandan Kodim 1613/Sumba Barat, Letkol Inf Ignasius H. Sogen, S.E., M.Han., didampingi oleh ibu Ketua Persit KCK Cabang XXVII Dim 1613/SB Ny. Natalia Ignasius, menghadiri kegiatan panen bersama komoditas bawang merah milik pengusaha pertanian, Bapak Wawa, yang berlokasi di Kelurahan Weekarou, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Jumat (27/6/2025).

Kegiatan panen ini merupakan bentuk nyata sinergi antara TNI AD dengan para pelaku usaha dan petani lokal dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah. Komoditas bawang merah yang dipanen merupakan hasil kerja keras petani setempat dalam pengembangan pertanian.

Dalam kesempatan tersebut, Dandim 1613/Sumba Barat menyampaikan apresiasi atas semangat dan inovasi yang dilakukan oleh para petani dan pelaku usaha lokal, dalam membangkitkan sektor pertanian.

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras para petani dan pelaku usaha seperti Bapak Wawa yang turut berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian. TNI AD akan terus mendukung upaya seperti ini sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional,” ungkap Dandim.

Kegiatan panen bersama ini juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat serta memberi motivasi kepada petani lokal agar terus berinovasi dan meningkatkan hasil produksi pertanian di wilayah Sumba Barat.

Sumber : Dandim 1613/Sumba Barat Hadiri Panen Bersama Bawang Merah di Kelurahan Weekarou – SERGAP

Similar Posts

  • Opini: Kopi Timor di Kabupaten Belu, Warisan yang Belum Terangkat

    Kabupaten Belu, yang terletak di bagian timur Nusa Tenggara Timur memiliki sejarah panjang terkait kopi. Kopi Timor, yang terkenal karena keunikan rasa dan kualitasnya, sebenarnya adalah salah satu warisan alam yang telah ada di wilayah ini sejak ratusan tahun lalu. Meskipun demikian, hingga kini, potensi kopi Timor di Belu masih belum terangkat sepenuhnya dan belum mendapatkan perhatian yang layak.
    Sejak abad ke-19, Belu sudah dikenal sebagai daerah yang cocok untuk pertanian kopi. Pada awalnya, kopi Timor ditanam oleh petani lokal dalam skala kecil, dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dan sedikit dipasarkan di sekitar wilayah Nusa Tenggara. Pada tahun 1980-an, pemerintah mulai memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kopi sebagai sumber pendapatan daerah. Namun, upaya tersebut terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan akses pasar yang tidak memadai. Walaupun demikian, rasa kopi Timor yang khas, dengan aroma rempah yang kuat dan keseimbangan rasa yang unik, tetap menjaga daya tariknya di pasar lokal.

  • Dukung Swasembada Pangan, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma Panen Raya Jagung Bersama di Desa Letneo, Kecamatan Insana Barat

    Kegiatan Panen Raya Jagung ini merupakan kolaborasi antara Polres Kabupaten TTU, Pemerintah Kabupaten TTU dan kelompok Tani dengan memanfaatkan lahan tidur guna mendukung Program Swasembada Pangan Nasional di Kabupaten TTU

  • Food Estate 4 Juta Hektare Masuk RPJMN, Bidik Produksi Beras 10 Juta Ton hingga 2029

    Jakarta – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 memuat proyek kawasan sentra produksi pangan atau lumbung pangan (food estate). Hingga 2029, pemerintah menargetkan proyek ini menambah produksi pangan sebanyak 20 juta ton gabah kering giling atau setara 10 juta ton beras.

    “Diperkirakan memerlukan penambahan luas panen sekitar 4 juta hektare setara luas sawah,” bunyi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 10 Februari 2025 lalu itu, dikutip Jumat, 28 Februari 2025.

    Proyek ini akan diampu oleh Kementerian Pertanian dan BUMN atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah. Institusi lain yang berkontribusi yakni Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Koperasi, Kementerian Transmigrasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Badan Pusat Statistik (BPS).

    Ada tiga wilayah utama yang akan menjadi lokasi food estate, yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua Selatan. Di nomor empat, ada pula “lokasi prioritas lainnya” yakni Aceh, Jambi, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat.

  • Lahan Berbatu di NTT Disulap Jadi Perkebunan Tebu Produktif

    Lahan berbatu di kawasan transmigrasi Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini disulap menjadi perkebunan tebu produktif. Transformasi ini terwujud lewat kolaborasi warga transmigrasi, masyarakat lokal, dan pabrik gula terpadu PT Muria Sumba Manis.
    Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan kawasan transmigrasi kini bukan sekadar pemindahan penduduk, melainkan menjadi motor industrialisasi di luar Jawa.
    “Dalam transformasi transmigrasi, tidak lagi hanya sekedar perpindahan penduduk, tetapi bagaimana industrialisasi besar-besaran di luar pulau jawa. Dengan para transmigran sebagai tenaga kerja, dengan masyarakat lokal, kawasan transmigrasi di Melolo ini punya potensi cukup besar,” ujar Iftitah dalam keterangan tertulis, Rabu (20/8/2025).

  • Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto Tinjau Banjir Rob di Tablolong, Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak

    Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Andriko Noto Susanto, meninjau kawasan pesisir Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, yang dilanda banjir rob pada Selasa (4/2).

    Dalam kunjungan ini, ia menyerahkan bantuan bagi warga terdampak dan memastikan penanganan bencana berjalan optimal.

    Pj. Gubernur Andriko menerima laporan langsung dari Penjabat Bupati Kupang Alexon Lumba, Kepala BPBD Kabupaten Kupang Semy Tinenti, Kadis Sosial Paulus Liu, Kadis Pertanian Amin Juariah, serta Kepala Desa Tablolong Zet A.M. Nggadas. Ia menyampaikan keprihatinan atas dampak bencana yang menyebabkan kerusakan rumah, gagal panen rumput laut, serta kerusakan alat tangkap nelayan.

    “Banjir rob ini telah mengakibatkan lebih dari 1.000 orang mengungsi. Kami memastikan bantuan sosial dan pelayanan bagi masyarakat terdampak berjalan dengan baik. Saya juga mengimbau warga tetap waspada dan mengikuti informasi cuaca dari BMKG El Tari Kupang,” ujar Andriko.

    Dalam kunjungannya, Pj. Gubernur Andriko meninjau dapur umum di Kantor Desa Tablolong dan menyerahkan bantuan dari Pemprov NTT, termasuk beras, selimut, tenda gulung, family kit, kids ware, dan kasur.

    Kepala Desa Tablolong Zet A.M. Nggadas mengapresiasi penanganan cepat dari pemerintah.