Imbas El Nino, Musim Tanam di NTT Bergeser
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lucky Koli menyebut imbas dari El Nino membuat musim tanam di NTT bergeser. Menurut Lucky Koli, musim tanam diperkirakan dimulai pada bulan Januari 2024 dari biasanya di bulan Desember.”Paling lambat bulan Februari itu mereka sudah bisa menanam. Untuk bisa mengejar ketertinggalan,” kata dia, Rabu (10/1/2024).
Namun begitu, selain berdasarkan prakiraan dari BMKG, musim tanam juga berdasarkan budaya masyarakat lokal. Lucky Koli mengaku, upaya yang sudah dilakukan yakni menyalurkan benih.Dinas Pertanian NTT saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan mengajukan anggaran BTT ke Pemprov NTT untuk menyalurkan benih ke petani. Sebab, Dinas Pertanian sendiri memiliki anggaran yang terbatas.
Ia menyebut, ada 6 ton benih padi dan 7 benih jagung yang disiapkan Dinas Pertanian NTT. Sementara luasan sawah di NTT menurut BPN 155 ribu hektar sawah fungsional dan luas tanah jagung 102 ribu hektar.”Data yang dipakai secara nasional itu dari BPN. Ini kita jadikan sebagai rujukan,” sebutnya.
Adapun produksi jagung per tahun 650 ton dan padi 750 gabah kering dengan beras 430 ribu ton. Bila prediksi musim tanam bergeser dan kehilangan produksi maka akan menggangu pertumbuhan produksi sekitar 6-10 persen.Imbas dari ini berpengaruh ke nilai tukar petani. Nilai netral berada di 100 jika kurang dari itu maka otomatis nilai tukar petani turun. Gambaran itu juga sudah disampaikan BPS.
Selain benih, pihaknya juga menyarankan agar musim tanam ini bisa menggunakan jenis tanaman selain padi sebagai pengganti pemenuhan kebutuhan, seperti jagung ataupun sorgum.Menurut dia, dampak El Nino kali ini lebih menyasar tanaman padi. Luas tanah padi di NTT berkisar 200 ribu hektar. Bila terganggu musim tanam, otomatis berimplikasi ke hasil produksi.
“Ini kan pangan utama, kalau dia berkurang pasti berdampak. Akan memicu kenaikan harga, maka kelompok masyarakat miskin daya belinya akan menurun,” ujarnya.
Lucky Koli menegaskan, musim tanam perlu dioptimalkan sehingga saat panen di bulan Maret – April bisa lebih maksimal. Dinas Pertanian juga, kata dia, mengerahkan sumberdaya untuk memberi bantuan ke petani.Dinas Pertanian NTT, sebut dia, juga berkoordinasi dengan perbankan agar menyalurkan dana KUR agar membantu petani, terutama memenuhi kebutuhan di sektor pupuk. Perhitungan pengembalian bisa dilakukan setelah petani menghasilkan produksi tanaman.
Lucky Koli berharap semua pemangku kepentingan bisa serius mendampingi petani, terutama memanfaatkan anomali iklim yang kritis. “Kita butuhkan ketepatan waktu tanam, sehingga tidak mengalami gagal panen,” tegasnya.
Sumber : https://kupang.tribunnews.com/2024/01/10/imbas-el-nino-musim-tanam-di-ntt-bergeser