Kisah Bhabinkamtibmas di Polres Kupang, Motivasi Warga Takari olah Tanah Gersang Jadi Lahan Pertanian

Bhabinkamtibmas Desa Benu dan Desa Noelmina Bripka I Gede Suta Perdana bersama Harlenci Mariana Adu membersihkan lahan yang ditanami lombok. (sumber : victorynews.id/Yapi Manuleus)

KUPANG, VICTORYNEWS – Sebagai Abdi Negara, tugas Polisi di era modern ini, bukan hanya melindungi dan mengayomi masyarakat, tetapi juga memotivasi dan menjadi contoh bagi masyarakat di tempat tugasnya.

Hal ini juga dilakukan oleh Anggota Polres Kupang Bripka I Gede Suta Perdana. Saat ini Bripka I Gede Suta Perdana mengabdi sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Benu dan Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT. Memanfaatkan tugasnya sebagai seorang Bhabinkamtibmas, Bripka I Gede Suta Perdana mampu memotivasi masyarakat untuk mengolah lahan gersang menjadi lahan pertanian. Melihat dari struktur tanahnya, bagi warga setempat, lahan yang terletak di wilayah RT13/RW06, Desa Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang itu tak layak dijadikan lahan pertanian.

Namun, tekad dan kemauan Bripka I Gede Suta Perdana ia mau memberikan contoh bagi warga setempat. Baginya, tidak ada yang mustahil jika ada kerja kerah dan kemauan yang kuat. Berlandaskan pada prinsip itu, Bripka I Gede Suta Perdana dengan peralatan pertanian seadanya bersama warga menggali lubang. Lubang-lubang itu ditutupi jerami, dedaunan, serta kotoran hewan, untuk selanjutnya ditanami lombok, bawang merah, dan bawang putih.

Tak disangka, hasilnya sangat memuaskan dan enak dipandang karena lombok tumbuh subur di tanah yang gersang dan tandus itu. Pantauan victorynews.id, Minggu (29/1/2024) lahan seluas, hektare itu penuh dengan tanaman lombok yang siap dipanen. Bripka I Gede Suta Perdana mengaku awalnya ia berpikir apa yang dibuatnya memang sangatlah sulit lantaran selama ini warga tak menyentuh lahan itu.

“Namun saya merasa lega dan puas ketika sudah melihat hasilnya. Saya sadar bahwa setiap usaha yang tulus pasti akan berbuah manis,” ujar Bhabinkamtibmas yang sudah menjabat di Desa Benu dan Desa Rakari sejak tahun 2019 itu. Sejak menjabat sebagai Bhabinkamtibmas, ia bertekad untuk meninggalkan suatu kenangan indah yang tidak akan pernah dilupakan bagi warga di dua desa itu. Karena itu, ia mau berusaha dan menunjukkan kepada warga bahwa lahan yang diolahnya akan menghasilkan sesuatu jika ada usaha.

See also  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Rilis Dampak El Nino terhadap Tanaman Jagung dan Padi di NTT

“Waktu kita buka lahan ini, kami gali lubang, kami cari jerami, kotoran hewan, dan juga daun-daun kering untuk menutupi lubang-lubang itu baru kami tanam lombok. Memang kondisi tanahnya langsung ditanami tidak akan berhasil karena rumput di lagan ini saja tidak tumbuh,” Kata Anggota Polisi asal Desa Kota Negara, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali ini. Menururnya, untuk mengontrol lombok yang sudah ditanami, ia memanfaatkan waktu selepas bertugas di kantor. “Jadi kalau keluar kantor saya akan singgah ke sini untuk kontrol mereka. Karena jujur untuk pertanian itu minat pembeli kan banyak di sini tapi hasilnya kurang. Sehingga kami berkomitmen untuk buat seperti ini. Akhirnya hasilnya sangat bagus,” tuturnya.

Selain di bidang pertanian, ia juga membentuk kelompok lainnya untuk usaha gula lempeng dan juga pengemasan gula air yang hasilnya dapat bermanfaat bagi warga sekitar. “Kemarin yang kelompok gula lempeng itu sampai ada warga yang sudah bangun rumah dari hasilnya,” ujarnya. Dia mengaku hasil ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya. “Jujur ketika hasilnya banyak dan bermanfaat untuk warga, itu menjadi kelegaan tersendiri buat saya,” sambungnya.

Sementara itu, Harlenci Mariana Adu (56) warga RT13/RW06, Desa Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang yang menggeluti pertanian lombok di lokasi itu mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada sosok mulia Anggota Bhabinkamtibmas tersebut. Ia mengatakan demikian karena dari hasil pertanian itu, dirinya dapat menafkahi kehidupan keluarganya. Apalagi sang suami saat ini lumpuh akibat sakit yang dideritanya, di tengah ia harus berjuang untuk menafkahi 10 anaknya.

“Ini baru perdana ini, tapi hasilnya sangat bagus. Kemarin itu saya panen bawang merah dan bawang putih itu loteng rumah sampai penuh. Kalau lombok saya jual sesuai harga pasar,” katanya. Ia juga mengaku bahwa semua tanaman pertanian itu disiram secara manual dengan mengambil air menggunakan ember dari sebuah cekdam yang dibangun di lokasi itu. Namun ketika musim kemarau saat airnya sudah kering, dirinya membeli air seharga Rp40 ribu per tangki.

See also  Rapat Koordinasi Program READSI Tahap-2 Tingkat Provinsi NTT: Mendorong Pemberdayaan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Pedesaan

“Kalau musim kering itu saya masak gula air, dan selanjutnya saya beli air tangki untuk siram ini tanaman semua. Karena di sini juga hujan kurang sekali,” sebutnya. Menurutnya, lahan yang ditanaminya saat ini bukan miliknya. Ia hanya meminta izin dari pemilik lahan untuk bisa bercocoktanam demi menafkahi kehidupan keluarganya.

Sumber : https://www.victorynews.id/gaya-hidup/33111694036/kisah-bhabinkamtibmas-di-polres-kupang-motivasi-warga-takari-olah-tanah-gersang-jadi-lahan-pertanian?page=3

Similar Posts