Laboratorium Hayati dan Biopestisida Produksi Massal Beauveria bassiana untuk Pertanian Nagekeo

Hari ini menandai langkah besar dalam upaya pengendalian hama terpadu di Kabupaten Nagekeo. Seksi Laboratorium Hayati dan Biopestisida memulai produksi massal agen pengendali hayati (APH) Beauveria bassiana , menjawab permintaan besar dari Dinas Pertanian setempat.

Beauveria bassiana , jamur entomopatogen yang dikenal efektif mengendalikan berbagai jenis serangga hama, akan diproduksi sebanyak 200 kg. Produksi skala besar ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

“Permintaan sebesar 200 kg Beauveria bassiana  dari Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo merupakan indikasi positif. Ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma menuju pertanian yang lebih berkelanjutan,” ujar Kepala UPTD PKDLHP Ibu Ir. Maria I. R. Manek, M.Sc .

Beauveria bassiana  dikenal mampu mengendalikan berbagai hama penting seperti penggerek batang, kutu daun, dan beberapa jenis kumbang. Penggunaan APH ini tidak hanya efektif dalam pengendalian hama, tetapi juga aman bagi lingkungan dan organisme non-target.

Proses produksi massal ini melibatkan serangkaian tahapan yang teliti, mulai dari pemilihan strain yang tepat, perbanyakan pada media yang sesuai, hingga pengemasan yang menjamin kualitas dan viabilitas jamur. Tim laboratorium bekerja dengan standar ketat untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.

“Kami menggunakan teknologi dan metode terkini dalam proses produksi. Tujuannya adalah menghasilkan Beauveria bassiana  yang tidak hanya berjumlah besar, tetapi juga berkualitas tinggi dan efektif di lapangan,” tambah salah satu teknisi laboratorium.

Inisiatif ini diharapkan memberi dampak signifikan bagi petani di Kabupaten Nagekeo. Dengan tersedianya APH dalam jumlah besar, petani memiliki alternatif yang lebih baik dalam mengelola hama tanaman mereka. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

See also  El Nino Ancam Ketahangan Pangan di NTT

Ke depan, kolaborasi antara Seksi Laboratorium Hayati dan Biopestisida dengan Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo diharapkan dapat diperluas. Selain itu, diharapkan langkah ini juga bisa di terapkan oleh Dinas Pertanian di Kabupaten Lainnya di NTT dan Tidak hanya dalam penyediaan APH, tetapi juga dalam hal pelatihan dan pendampingan petani untuk mengoptimalkan penggunaan agen hayati ini di lapangan.

Langkah ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi dalam bidang pertanian dapat mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, menguntungkan baik bagi petani maupun lingkungan.

Seksi Laboratorium Hayati dan Biopestisida berkomitmen untuk terus mendukung para petani dalam upaya mereka untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Dukungan terhadap Seksi Laboratorium Hayati dan Biopestisida sangat di harapkan demi keberlangsungan pertanian berkelanjutan yang lebih baik kedepannya!

Similar Posts