Langkah Nyata Kejati NTT Wujudkan Program Jaga Desa

Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT) resmi meluncurkan Program Jaksa Bina Desa sebagai bagian dari implementasi nyata Program JAGA Desa. Kegiatan peresmian berlangsung, Senin (29/9/2025) di Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang.(Foto:VFZ)

KBRN, Kupang: Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT) resmi meluncurkan Program Jaksa Bina Desa sebagai bagian dari implementasi nyata Program JAGA Desa. Kegiatan peresmian berlangsung, Senin (29/9/2025) di Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang.

Peresmian ditandai dengan pemukulan gong oleh Kajati NTT sebagai simbol dimulainya program, dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara tiga pihak utama: Kepala Kejaksaan Tinggi NTT, Kepala SMKN 4 Kupang Semi Ndolu, S.Pd., serta Kepala Desa Fatukanutu Fransiskus Saebesi, S.H.. Kajati NTT juga menandatangani prasasti peresmian Desa Binaan Fatukanutu dan menyerahkan bantuan alat tenun kepada kelompok tenun setempat sebagai bentuk dukungan nyata bagi penguatan UMKM berbasis budaya lokal.

Program Jaksa Bina Desa merupakan tindak lanjut dari rangkaian persiapan sejak Maret 2025. Program ini dirancang untuk menjadikan Desa Fatukanutu sebagai desa percontohan taat hukum, mandiri secara ekonomi, serta aktif dalam penerapan restorative justice.

Bupati Kupang, Yosef Lede, S.H., dalam sambutannya menyampaikan rasa Sejaht dan apresiasi atas hadirnya Program Jaksa Bina Desa yang diinisiasi oleh Kejaksaan Tinggi NTT Sejahtera nyata untuk mendekatkan peran kejaksaan kepada masyarakat, terutama dalam penerangan hukum, pembinaan, dan pendampingan Sejahtera desa.

“Kehadiran program ini menunjukkan bahwa penegakan hukum tidak hanya represif, tetapi juga edukatif dan preventif, demi membangun Sejahtera desa yang sadar hukum, mandiri, dan Sejahtera,” ujar Bupati Kupang. Ia menambahkan, Kabupaten Kupang memiliki potensi besar di bidang pertanian, peternakan, kelautan, dan pariwisata, namun pembangunan desa tidak cukup hanya bertumpu pada sumber daya alam. 

Dibutuhkan juga tata kelola yang baik, kepastian hukum, dan partisipasi aktif masyarakat. “Saya yakin, dengan kolaborasi kejaksaan, pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan masyarakat desa, kita dapat menciptakan desa yang tangguh dan berdaya saing,” ujarnya. 

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kupang, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kepala Kejaksaan Tinggi NTT yang telah memilih Desa Fatukanutu sebagai lokasi launching program ini. Harapan saya, program ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi terus berlanjut, menyentuh desa-desa lain, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kajati NTT Zet Tadung Allo, S.H., M.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa Program Jaksa Bina Desa merupakan tindak lanjut konkret dari Program Nasional Jaga Desa yang diinisiasi oleh Kejaksaan Agung RI. “Bedanya, di NTT program ini kita rancang lebih fokus, terprogram, dan terukur. Kami hadir langsung bersama stakeholder desa, terutama di sektor pertanian, peternakan, UMKM, dan pariwisata,” katanya. 

“Jika masyarakat sejahtera, potensi kejahatan akan berkurang. Karena itu Kejaksaan hadir bukan untuk bermain proyek, melainkan sebagai pendamping, pengawal, dan katalisator pembangunan,” ujar Kajati NTT.

Beliau menegaskan pentingnya pendampingan Kejaksaan agar setiap anggaran pembangunan berbasis APBN maupun APBD benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. “Kami bukan ahli pertanian, tetapi kami mendampingi,” ucapnya. 

“Karena ketika masyarakat makmur, mereka akan jauh dari jerat hukum. Bersama akademisi, pakar pertanian, SMKN 4 Kupang, dan Politani, kita siapkan model pertanian modern di Desa Fatukanutu. Lahan 250 hektar di desa ini punya potensi besar,” katanya. 

“Jika dikelola dengan baik, hasil panen bisa mencapai 5–7 ton per hektar. Tidak hanya menjual gabah, tetapi kita dorong hilirisasi, diversifikasi, dan pemasaran digital berbasis IT,” tuturnya.

Kajati juga menegaskan bahwa Desa Fatukanutu akan menjadi model desa binaan percontohan yang bisa direplikasi di desa-desa lain di seluruh NTT.

Acara peresmian diakhiri dengan kunjungan ke pameran produk dan galeri pembelajaran kolaboratif berbasis potensi lokal, hasil kerja sama Desa Fatukanutu dengan SMKN 4 Kupang. Pameran ini menampilkan hasil kerajinan tenun yang menjadi bagian dari pengembangan ekonomi desa. (VFZ)

Sumber : https://rri.co.id/asta-cita/1866578/langkah-nyata-kejati-ntt-wujudkan-program-jaga-desa?utm_source=chatgpt.com

Similar Posts

  • Komitmen Pemerintah Kabupaten Kupang Hadirkan Ketahanan Pangan Bagi Rakyat Kecil di Pelosok Desa

    Ketahanan pangan merupakan aspek fundamental dalam pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan rakyat. Dalam semangat mewujudkan keadilan sosial serta mengatasi kerentanan pangan di wilayah tertinggal, Pemerintah Kabupaten Kupang terus menunjukkan komitmen strategis dengan mendistribusikan bantuan pangan secara merata hingga pelosok desa.
    Melalui skema kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kupang dan Perusahaan Umum Bulog, sebanyak 39.061 jiwa penerima manfaat di 24 kecamatan memperoleh bantuan pangan berupa beras sebanyak 20 kilogram per orang. Sasaran distribusi meliputi kelompok masyarakat miskin, rawan miskin, lanjut usia tunggal serta kepala rumah tangga perempuan miskin—kategori yang secara struktural rentan terhadap fluktuasi harga pangan dan krisis ekonomi domestik.

  • Pasar Tani “Lokal Itu Hebat” – Beli Lokal, Dukung Petani dan UMKM

    Dalam rangka mendukung program One Village One Product (OVOP) dan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyelenggarakan kegiatan Pasar Tani bertajuk “Lokal Itu Hebat” – Beli Lokal, Dukung Petani dan UMKM. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tanggal 27–28 Mei 2025, di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT dan sepanjang Jalan El Tari, Kupang.

    Memperkuat UMKM, Petani, dan Produk Lokal

    Kegiatan Pasar Tani ini menjadi bagian integral dari upaya mendorong desa-desa di NTT agar mampu mengembangkan produk unggulan yang berdaya saing, baik di pasar nasional maupun internasional. Melalui kegiatan ini, hasil pertanian dan aneka olahan pangan lokal diperkenalkan lebih dekat ke masyarakat. Selain sebagai sarana promosi, Pasar Tani diharapkan menjadi instrumen untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, memperkuat keberlanjutan pertanian, serta memberdayakan ekonomi lokal.

  • Wujudkan Komitmen Swasembada Pangan, Bupati Sabu Raijua Tanam Padi Bersama Petani di Desa Raemadia

    Dalam kegiatan yang berlangsung di lahan seluas 40 are dari total 1 hektare tersebut, turut hadir mendampingi Bupati, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sabu Raijua, para penyuluh pertanian, serta anggota Kelompok Tani Materae. Bibit padi yang ditanam adalah varietas padi membrane, yang pada penanaman perdana menunjukkan hasil ubinan sebesar 5,8 ton per hektare.

    Kelompok Tani Materae yang beranggotakan 12 orang ini tidak hanya fokus pada budidaya padi, tetapi juga mengembangkan komoditas hortikultura seperti bawang merah dan sayuran. Hal ini menunjukkan keragaman usaha tani dan semangat kemandirian pangan yang terus digalakkan oleh para petani lokal.

  • Pesta Pangan Lokal dan Budaya, Momentum Kebangkitan UMKM di TTU

    Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan secara resmi menggelar pesta Pangan Lokal dan Budaya Zona I di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).Pegelaran pesta pangan lokal dan budaya ini berlangsung semarak di alun – alun Kantor Bupati TTU, dengan menghadirkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai Kabupaten di NTT seperti Kabupaten TTU, TTS, Kabupaten Malaka, Kota Kupang dan Kabupaten Sabu Raijua.
    Pesta pangan lokal dan budaya ini berlangsung selama 2 hari, terhitung sejak Jumat, 1 Agustus sampai dengan Sabtu, 2 Agustus 2025. Acara pembukaan pesta pangan lokal dan budaya ini semakin semarak dengan aneka pertunjukan tarian daerah TTU yang dibawakan oleh kelompok sanggar seni dari sejumlah sekolah di Kabupaten TTU.

  • Membangun Ketahanan Pangan Melalui Inovasi Pekarangan  “Strategi Cerdas UPTD PKDLHP Provinsi NTT”

    Dalam lanskap pembangunan daerah yang kompleks, UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menunjukkan sebuah terobosan yang menginspirasi. Kepala UPTD PKDLHP Ibu Ir. Maria I. R. Manek, M.Sc dan plh. Kepala Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan Ibu Christiana Hukom, SP.MT; lembaga ini mengubah tantangan keterbatasan anggaran menjadi peluang inovasi yang produktif.

    Melalui inisiatif sederhana namun strategis, UPTD PKDLHP khususnya seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan telah mengimplementasikan sebuah pendekatan yang melampaui batas-batas administrasi konvensional. Pemanfaatan pekarangan kantor praktis menanam anakan cabe, terung, daun sup, jahe, dan kunyit sebagai suatu upaya mendukung aspek ekonomi, sosial, dan ketahanan pangan.

  • Presiden Prabowo Apresiasi Mentan Amran atas Pengendalian Pertanian

    Jakarta,corebusiness.co.id–Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas kinerjanya dalam mengendalikan situasi pertanian di Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden Prabowo dalam pertemuan strategis dengan Mentan Amran, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Mentan atas pengendalian Anda terhadap situasi pertanian. Saya akui, ini sangat bagus. Tinggal semua unsur bekerja sama untuk memperkuat upaya ini,” kata Presiden Prabowo saat melakukan teleconference bersama petani, penyuluh pertanian, kepala dinas provinsi, Perpadi, serta jajaran terkait lainnya di ruang SAS, Kantor Pusat Kementan, Jakarta (3/2/2025)

    Presiden Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras, sehingga Indonesia semakin dekat dengan target swasembada beras dan menuju swasembada pangan. Menurutnya, masalah pangan adalah isu krusial yang berkaitan langsung dengan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.

    “Masalah pangan adalah hidup dan matinya bangsa Indonesia. Ini masalah kedaulatan, masalah kemerdekaan, dan survival kita sebagai bangsa. Kalau mau maju, pangan harus aman dulu. Saya minta semua pihak bekerja dengan hati yang tulus, cinta tanah air, dan patriotisme tinggi, setia pada tujuan swasembada pangan,” tegasnya.

    Presiden Prabowo juga menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani sebagai produsen utama pangan. Pemerintah RI telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram.