Meja Kerja versi Laka Lena, Bersepakat NTT Lumbung Pangan

Dari kanan ke kiri, Wakil Ketua Komisi IV Ahmad Yohan, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Gubernur NTT Melki Laka Lena, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, mantan calon gubernur, Simon Petrus Kamlasi dan mantan cawagub, Jane Natalia Suryanto. Foto : Facebook Melki Laka Lena

cawagub, Jane Natalia Suryanto. Foto : Facebook Melki Laka Lena

Sebelumnya mereka lawan politik dalam perhelatan Pilgub 2024, namun kini mereka duduk satu meja, bersama membahas kemaslahatan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka dipertemukan dalam suasana keakraban di kediaman Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia, Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pertemuan penuh keakraban pada Sabtu, 14 Juni 2025 ini mengisyaratkan asa dan sinyal menuju kemandirian hingga menjadikan NTT sebagai lumbung pangan di Indonesia Timur.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena memboyong kedua pesaing dalam perhelatan Pilgub NTT lalu, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Jane Natalie Suryanto ke kediaman Zulkifli. Dan telah hadir di situ, Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi; dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan.

Gubernur Laka Lena membeberkan, meja kerja besutannya di kediaman Zulkifli Hasan untuk mendiskusikan banyak hal terkait menyukseskan program utama Prabowo Subianto yaitu Program Ketahanan Pangan,

Tak hanya itu, Laka Lena pun membeberkan, mereka juga membahas pendirian Koperasi Desa Merah Putih dan pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG). Dan membahas hal lainnya terkait pemberdayaan masyarakat, membuka akses transmigrasi berkualitas, serta memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput.

Ditekankan Laka Lena bahwa membangun dan memajukan sebuah daerah dibutuhkan kolaborasi lintas sektor dan lintas tokoh.

“Kita ingin agar program pemerintah pusat dapat kita sinergikan bersama dengan program pembangunan daerah yang beragam; baik di tingkat pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota,” tandas Laka Lena.

Sumber : Meja Kerja versi Laka Lena, Bersepakat NTT Lumbung Pangan | Garda Indonesia

Similar Posts

  • Gawat! Staf Presiden Wanti-Wanti RI Masuk Era Defisit Beras, Ada Apa?

    Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian Edy Priyono mengungkapkan data-data penurunan produksi beras di dalam negeri. Hal ini menjadi ironis di tengah upaya pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    “Tantangan berikutnya adalah pertanian. Ini mungkin relate dengan kalau Pak Prabowo dan timnya menyampaikan bahwa ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Karena kenyataannya apa? Produksi pangan kita, khususnya beras, terus turun,” kata Edy dikutip Senin, (7/10/2024).

    “Dan kita di Kantor Staf Presiden sudah lihat, bahwa sumbernya adalah penurunan luas panen. Luas panen kita berkurang. Dan luas panen ini berkurang karena luas tanamnya berkurang,” tambahnya.

    Hal itu disampaikan dalam Seminar Nasional – Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi yang ditayangkan kanal Youtube INDEF, Kamis (3/10/2024).

    Kondisi semakin berkurangnya luas tanam, menjadi semakin berat karena produktivitas yang cenderung stagnan.

  • Warga Sikumana Serbu GPM: Bahan Pokok Murah Diserbu Sejak Pagi

    Warga Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, menyerbu Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (5/6) pagi. Sejak bukannya GPM di halaman Gereja GMIT Pniel Sikumana telah dipadati warga, mayoritas ibu rumah tangga, yang antusias membeli bahan pokok dengan harga miring. Antusias warga memperlihatkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap inisiatif ini. Dalam kegiatan tersebut, berbagai bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, hingga sayur-mayur segar dijual dengan harga di bawah pasaran.

    Nita Manafe, salah satu warga, menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah provinsi. “Saya sangat senang dan mengapresiasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT. Kegiatan ini sangat membantu kami, apalagi sekarang harga bahan pokok sedang naik,” ujar Nita sambil menunjukkan kantong belanjaannya. Ia berharap kegiatan semacam ini bisa digelar secara berkala. “Semoga ke depan GPM tetap hadir di Sikumana. Ini bentuk perhatian nyata pemerintah kepada rakyat kecil,” tambahnya.

  • Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III Tahun 2025 di Oesao: Sinergi Polri, Pemerintah, dan Masyarakat Wujudkan Swasembada Pangan NTT

    Setelah mengikuti rangkaian kegiatan panen raya nasional secara virtual, Kapolda NTT bersama jajaran melaksanakan panen simbolis di lahan jagung milik kelompok tani di Oesao. Acara ini dihadiri pula oleh Bulog, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Forkopimda, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, serta kelompok tani Kokdale.

    Panen raya di Oesao berlangsung di lahan seluas 4 hektare dengan tingkat produktivitas rata-rata 5 ton per hektare, sehingga total produksi mencapai 20 ton jagung.

    Capaian Tingkat Provinsi NTT

    Selain di Oesao, panen raya jagung serentak juga dilakukan di berbagai wilayah NTT dengan total luasan mencapai 139,97 hektare. Dari luasan tersebut, estimasi produksi jagung yang diperoleh mencapai 349,93 ton.

    Untuk menjaga stabilitas harga sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, hasil panen diserap oleh Bulog dengan harga Rp6.400/kg pada kadar air 14 persen.

  • NTT Fokus Cetak Lahan Pertanian, Anak Muda Diajak Kembali ke Ladang

    Pangan itu harga diri satu bangsa. Kalau kita sonde siapkan pangan di wilayah kita sendiri, nanti orang lain yang bawa dia punya ubi, patatas, jagung, ganggu kita punya desa. Itu lu sonde malau?” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda, SP, saat menjawab pertanyaan awak media terkait pembukaan lahan 1 juta hektar yang digalakkan pemerintah pusat.

    Dalam wawancara tersebut, Joaz menegaskan pentingnya kemandirian pangan untuk menghadapi tantangan kekurangan produksi nasional. “Kita dari sisi produksi padi dan konversi ke beras itu kurang, jadi kita impor 2 juta ton per tahun. Sekarang Pak Presiden minta kita swasembada pangan, terutama beras dan jagung,” ujarnya.

  • Badan Pangan Ingatkan Waspada! Setahun, Beras RI “Lenyap” Sampai 85%

    Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengingatkan agar waspada. Sebab, surplus beras tahun ini jauh dari jumlah tahun 2023 lalu.

    Hal itu disampaikannya saat membeberkan proyeksi neraca pangan nasional periode Januari-Desember 2024 dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional yang digelar Kemendagri, Senin (7/10/2024).

    Menurut Sarwo Edhy, dari perhitungan neraca pangan, sampai akhir tahun 2024 ini masih dalam kategori aman. Baik untuk beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi-kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, juga minyak goreng.