Membangun Ketahanan Pangan Melalui Inovasi Pekarangan “Strategi Cerdas UPTD PKDLHP Provinsi NTT”

Dalam lanskap pembangunan daerah yang kompleks, UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menunjukkan sebuah terobosan yang menginspirasi. Kepala UPTD PKDLHP Ibu Ir. Maria I. R. Manek, M.Sc dan plh. Kepala Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan Ibu Christiana Hukom, SP.MT; lembaga ini mengubah tantangan keterbatasan anggaran menjadi peluang inovasi yang produktif.
Melalui inisiatif sederhana namun strategis, UPTD PKDLHP khususnya seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan telah mengimplementasikan sebuah pendekatan yang melampaui batas-batas administrasi konvensional. Pemanfaatan pekarangan kantor praktis menanam anakan cabe, terung, daun sup, jahe, dan kunyit sebagai suatu upaya mendukung aspek ekonomi, sosial, dan ketahanan pangan.
Ibu Dewi Manek, selaku Kepala UPTD, menegaskan pentingnya inovasi dalam menghadapi tantangan keterbatasan anggaran. “Kami melihat pekarangan kantor bukan sekadar ruang hijau, tetapi laboratorium hidup bagi kreativitas dan solusi praktis. Bekerja dengan dukungan anggaran yang cukup adalah hal biasa tetapi bekerja dengan kundisi dukungan anggaran yang terbatas atau malah tanpa anggaran adalah tindakan berani, kreatif dan inovatif. Semua hal besar di mulai dari hal-hal kecil dan sederhana” ujarnya. Menurutnya, setiap meter persegi lahan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan pegawai dan masyarakat.
Ibu Christiana, dalam kapasitasnya sebagai Plh. Kepala Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati Perkebunan, menambahkan, “Program ini lahir dari keprihatinan kami akan semakin tingginya biaya hidup. Dengan menanam sendiri kebutuhan dapur, kami ingin menunjukkan bahwa efisiensi bukan soal mengurangi, melainkan mengoptimalkan sumber daya yang ada.”
Program ini secara langsung terhubung dengan inisiatif pemerintah nasional seperti Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Gerakan Pemanfaatan Pekarangan (P2L), dan kebijakan Kedaulatan Pangan Nasional. Namun, apa yang membuat inisiatif ini istimewa adalah kemampuannya mentransformasi ruang sederhana menjadi laboratorium hidup bagi inovasi pangan dan kesejahteraan.
Setiap tanaman yang ditanam membawa potensi yang unik. Jahe dengan sifat anti-inflamasinya, terung dengan seratnya, kunyit dengan kandungan antioksidan tinggi, cabe yang meningkatkan metabolisme, dan daun sup dengan nutrisi berlimpah; semuanya mewakili lebih dari sekadar tanaman. Mereka adalah simbol ketangguhan dan kreativitas pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Dampak dari program ini tidak terbatas pada aspek ekonomi semata. Dengan mengurangi ketergantungan pada pasar, UPTD menciptakan model mikroekonomi yang memberdayakan. Setiap rumpun tanaman di pekarangan kantor menjadi bukti konkret bahwa efisiensi anggaran tidak harus berarti pengurangan, melainkan transformasi cerdas sumber daya yang tersedia.
Lebih dari sekadar praktik pertanian perkotaan, inisiatif ini menjadi model edukasi praktis. Ini dapat menginspirasi masyarakat untuk melihat setiap ruang kosong sebagai potensi produktif, setiap lahan sempit sebagai kesempatan untuk mandiri. Melalui pendekatan vertikultur dan pemanfaatan media tanam alternatif, mereka membuktikan bahwa keterbatasan adalah peluang untuk berinovasi.
Kolaborasi dengan penyuluh pertanian dan fokus pada pengembangan model replikasi menandakan pemikiran jangka panjang. Ini bukan sekadar proyek sementara, melainkan fondasi untuk transformasi sistemik dalam cara kita memandang pembangunan daerah, ketahanan pangan, dan peran pemerintah.
Dalam konteks yang lebih luas, upaya UPTD PKDLHP Provinsi NTT ini adalah potret nyata bagaimana inovasi dapat tumbuh dari tempat yang paling sederhana; sebuah pekarangan kantor. Hal ini telah membuktikan bahwa dengan kreativitas, dedikasi, dan pendekatan holistik, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang, memberdayakan masyarakat, dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
“Setiap meter persegi lahan memiliki potensi untuk mengubah paradigma pembangunan, dan UPTD PKDLHP NTT telah tidak sekadar membuktikannya, melainkan menginspirasi untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda”