Menteri Kehutanan Tinjau Pengembangan Lahan Sorgum di Kelurahan Tuatuka, Kupang Timur

Kupang Timur, 13 Januari 2025 – Menteri Kehutanan beserta jajaran melakukan kunjungan kerja untuk meninjau langsung pengembangan lahan sorgum di kawasan agroforestry Kelurahan Tuatuka, Kupang Timur, pada kegiatan yang digelar untuk mendukung diversifikasi pangan dan pelestarian lingkungan. Peninjauan ini juga dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT serta seorang peneliti dari King’s College London.
Lahan Sorgum yang Terus Berkembang

Dalam kegiatan ini, Penyuluh Kehutanan dari UPT KPH Wilayah Kabupaten Kupang menyampaikan paparan terkait pengelolaan lahan sorgum oleh Kelompok Tani Hutan Sehati. Tahun ini, dari target pengembangan 30 hektare, realisasi sementara telah mencapai lebih dari 4 hektare yang tersebar di 8 titik. Pengelolaan dilakukan dengan pendekatan agroforestry untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem.


“Sorgum memiliki potensi besar, baik untuk kebutuhan pangan masyarakat maupun pakan ternak. Dengan harga biji Rp5.000 per kilogram dan batang Rp150 per kilogram, sorgum dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.
Apresiasi dari Peneliti Internasional

Peneliti dari King’s College London, Ibu Kim, yang turut hadir, mengungkapkan kekagumannya terhadap pengembangan sorgum di Tuatuka. “Hari ini, saya ada di Desa Tuatuka ini. Ini kali pertama saya melihat tanaman sorgum, dan saya melihat sekitar 30 hektare yang sedang dikelola. Harapan saya adalah kegiatan seperti ini diteruskan karena ini tidak hanya mendukung diversifikasi pangan, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang luar biasa,” kata Ibu Kim.
Sajian dan Display Produk Olahan Sorgum
Masyarakat setempat memanfaatkan momen ini untuk menampilkan berbagai produk olahan sorgum, termasuk tepung sorgum, kue, hingga nasi sorgum. Menteri Kehutanan bersama jajaran dan tamu undangan turut mencicipi sajian nasi sorgum yang dihidangkan dalam acara tersebut. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa sorgum tidak hanya kaya manfaat ekonomi, tetapi juga menawarkan alternatif pangan yang sehat dan bernilai gizi tinggi.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus mengembangkan sorgum, tidak hanya sebagai komoditas pangan tetapi juga sebagai wujud pelestarian lingkungan melalui konsep agroforestry yang berkelanjutan. (ts)