Modernisasi Irigasi: Kunci Meningkatkan Produksi Pangan di Tengah Fenomena El Nino
Di tengah fenomena alam El Nino yang memanjang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengoptimalkan sistem perairan pertanian. Air, sebagai kebutuhan pokok dalam pertanian, menjadi fokus utama guna meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Kementerian Pertanian tidak henti-hentinya menggenjot modernisasi irigasi di berbagai penjuru negeri. Tujuan mulia ini adalah untuk mewujudkan swasembada pangan, suatu cita-cita yang telah lama diidamkan oleh bangsa Indonesia. “Modernisasi irigasi strategis dan rehabilitasi irigasi sangat penting untuk dilaksanakan,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian, Dedi Nursyamsi, dalam keterangan tertulisnya.
Nursyamsi menambahkan bahwa strategi layanan irigasi harus mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari satu kali menjadi dua kali, bahkan tiga kali tanam, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tanaman. Prioritas utama adalah peningkatan produksi padi/beras dan komoditas lain yang berada di daerah irigasi. Pendekatan yang diambil termasuk penerapan Climate Smart Agriculture (CSA). CSA merupakan implementasi teknologi dengan input rendah namun efektif dalam meningkatkan produktivitas, dengan risiko lingkungan yang minim. Dyah Susilokarti, penjabat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, menjelaskan arah kebijakan Pengembangan Jaringan Irigasi tahun 2020-2024. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memenuhi dan meningkatkan ketersediaan air pada lahan sawah melalui pembangunan infrastruktur irigasi, yang berdampak pada peningkatan IP dan produktivitas pangan.
Salah satu metode irigasi yang dikembangkan adalah irigasi perpompaan, yaitu sistem irigasi yang menggunakan pompa air dengan distribusi melalui saluran terbuka maupun tertutup. “Sedangkan irigasi perpipaan adalah sistem irigasi secara gravitasi yang pendistribusiannya menggunakan pipa atau selang,” terang Dyah. Lebih lanjut, Dyah menambahkan peran embung dalam sistem irigasi. Embung berfungsi untuk menahan dan menampung aliran air yang bersumber dari mata air, hujan, sungai, dan sumber air lainnya. Fungsi ini penting untuk meningkatkan muka air dan rehabilitasi jaringan irigasi. Jaringan irigasi sendiri merupakan prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier, yang mencakup saluran tersier, saluran kuarter, dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya. Semua elemen ini bertujuan untuk mempercepat tanam dan meningkatkan indeks pertanaman, yang pada gilirannya akan mendukung peningkatan produksi pangan nasional. ***