Pemanfaatan Beras sebagai Media Perbanyakan Agens Hayati Beauvaria bassiana untuk Pengendalian Hama
Beauvaria bassiana merupakan jamur entomopatogen yang memiliki potensi besar sebagai agens hayati untuk mengendalikan berbagai jenis hama pada tanaman budidaya. Jamur ini menyerang serangga hama dengan cara menginfeksi dan menghancurkan jaringan tubuhnya dari dalam. Oleh karena itu, B. bassiana menjadi salah satu alternatif pengendalian hama yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia sintetis.
Salah satu langkah penting dalam pemanfaatan B. bassiana adalah memperbanyak jamur tersebut secara massal dengan menggunakan media tumbuh yang sesuai dan mudah diperoleh. Di Laboratorium Hayati dan Biopestisida pada UPTD PKDLHP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, beras telah dimanfaatkan sebagai media perbanyakan B. bassiana dengan hasil yang menjanjikan.
Setelah diinkubasi selama beberapa hari, beras yang telah ditumbuhi miselia dan spora B. bassiana akan menjadi starter yang siap diaplikasikan di lahan pertanian. Starter ini dapat digunakan untuk memperbanyak B. bassiana dalam skala yang lebih besar atau diaplikasikan langsung sebagai biopestisida.
Keuntungan utama dari pemanfaatan B. bassiana sebagai agens hayati adalah sifatnya yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan organisme bukan sasaran, seperti predator alami hama, serangga penyerbuk, dan manusia. Selain itu, jamur ini juga tidak meninggalkan residu berbahaya pada hasil panen, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dan mencegah resistensi hama, penerapan pengendalian hayati menggunakan B. bassiana menjadi solusi yang tepat. Dengan adanya teknologi perbanyakan B. bassiana menggunakan media beras, ketersediaan agens hayati ini diharapkan dapat meningkat dan semakin banyak petani yang mengadopsinya sebagai bagian dari sistem pengendalian hama terpadu.
Penelitian dan pengembangan terkait pemanfaatan B. bassiana dan media perbanyakannya terus dilakukan untuk mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi produksi. Selain itu, sosialisasi dan pelatihan kepada petani juga penting untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam mengaplikasikan agens hayati ini di lahan pertanian.
Dengan mengombinasikan pengetahuan ilmiah dan praktik lapangan yang baik, pemanfaatan agens hayati seperti B. bassiana dapat berkontribusi dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Provinsi NTT dan daerah lainnya di Indonesia.