Potensi Alga untuk Pertanian Ramah Lingkungan Langkah Nyata Laboratorium Hayati NTT

Kupang 18 September 2025 — UPTD Perbenihan, Kebun Dinas, dan Laboratorium Hayati Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT kembali menunjukkan perannya sebagai pusat inovasi dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Melalui Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati dan Biopestisida, tim laboratorium baru-baru ini melakukan kegiatan identifikasi sampel alga yang diserahkan oleh Bapak Hendra Sembiring dari Lembaga Tani Indonesia.
Kegiatan ini tidak sekadar menjadi rutinitas analisis laboratorium, tetapi juga sebuah langkah awal yang penting dalam mengungkap potensi besar alga bagi pertanian Nusa Tenggara Timur. Alga dikenal kaya akan senyawa bioaktif, nutrisi, dan metabolit sekunder yang dapat berfungsi sebagai pupuk hayati, stimulan pertumbuhan, bahkan agen pengendali hayati. Dengan penelitian lebih lanjut, alga berpotensi menjadi salah satu alternatif terbaik dalam mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia dan pestisida sintetis yang selama ini mendominasi praktik budidaya.
Di balik kegiatan tersebut, terdapat kerja sama yang erat antara para pihak. Kepala UPTD, Ibu Maria I.R. Manek, M.Sc., memberikan dukungan penuh agar laboratorium hayati senantiasa terbuka dalam menerima dan meneliti potensi sumber daya lokal maupun sampel dari berbagai mitra. Sementara itu, Plt. Kepala Seksi Pengelolaan Laboratorium Hayati dan Biopestisida, Ibu Christiana Hukom, SP. MT., menegaskan pentingnya riset ini sebagai pintu masuk bagi inovasi baru dalam pertanian. “Alga memiliki kandungan yang berpotensi besar untuk mendukung pertanian organik. Pemanfaatannya bisa membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida sintetis,” ungkapnya ibu Dewi dalam sesi diskusi.
Analis laboratorium, Corry Nai Ulu, SP. M.Si bersama dengan CPNS POPT Laboratorium lainnya, juga berperan penting dalam proses pengolahan dan identifikasi sampel. Dengan ketelitian dan pemahaman ilmiah, proses laboratorium bukan hanya menghasilkan data dan informasi, tetapi juga membuka wawasan baru mengenai bagaimana mikroorganisme dan sumber daya hayati lain dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan daerah.
Kehadiran sampel dari Lembaga Tani Indonesia melalui Pak Hendra Sembiring memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara lembaga tani dan pemerintah bisa menghadirkan solusi nyata untuk tantangan pertanian modern. Sinergi semacam ini patut diperluas, sebab kebutuhan akan sistem pertanian yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan semakin mendesak di tengah isu degradasi tanah, menurunnya produktivitas, dan dampak perubahan iklim yang dirasakan para petani.
Laboratorium hayati di bawah naungan UPTD PKDLHP ini sesungguhnya hadir bukan hanya sebagai pusat riset, tetapi juga sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan praktik nyata di lapangan. Identifikasi alga hanyalah satu contoh kecil dari sekian banyak potensi yang bisa digali. Ke depan, hasil penelitian ini diharapkan tidak berhenti di laboratorium, melainkan benar-benar dapat diterjemahkan menjadi produk atau formulasi yang mudah diakses dan bermanfaat langsung bagi petani. Dengan langkah-langkah semacam ini, NTT dapat membangun wajah pertaniannya sendiri yang berakar pada kekayaan sumber daya lokal, tetapi juga maju karena ditopang ilmu pengetahuan modern.

Harapannya, pemanfaatan alga dapat menjadi salah satu terobosan yang meneguhkan identitas NTT sebagai daerah yang berani memilih jalur pertanian hayati—pertanian yang menghargai alam, menjaga lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Catatan: Hasil ini berdasarkan sampel terbatas. Diperlukan uji lebih lanjut untuk validasi skala besar. Produk ini adalah bagian dari program pengembangan bioteknologi alami berbasis sumber daya lokal NTT.
#PertanianBerkelanjutan#RumputLautAlor#BiofertilizerAlami #InovasiPertanian #NTTMembangun