Sinergi TNI-Polri dan Distankp NTT dalam Membangun Ketahanan Pangan Melalui Kolaborasi Pertanian

Kupang 26 Februari 2025 – Dalam program Dialog Kupang Pagi di Studio Pro 1 RRI Kupang, Kepala UPTD Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distankp) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Semuel F. Keffi, S.P., M.Sc., menekankan pentingnya kolaborasi multisektor untuk memperkuat ketahanan pangan. Acara ini mengangkat peran strategis TNI dan Polri dalam mendukung pembangunan pertanian di NTT, khususnya melalui pendampingan teknis dan penguatan kebijakan.
Pertanian Butuh Kolaborasi, Bukan Kerja Sektoral
Semuel menyatakan bahwa membangun sektor pertanian tidak bisa dilakukan secara parsial atau oleh satu instansi saja. “Diperlukan sinergi dan kolaborasi, baik di tingkat kebijakan maupun lapangan,” ujarnya. Ia menjelaskan, langkah awal sinergi kebijakan telah diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Pertanian dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dan Panglima TNI setempat. “Dengan MoU ini, kami di tingkat daerah tinggal memperkuat koordinasi agar seluruh pemangku kepentingan bersatu dalam satu gerakan,” tambahnya.
Kolaborasi ini, menurut Semuel, menjadi kunci untuk menghindari tumpang tindih program dan memastikan dukungan kepada petani berjalan efektif. “Kehadiran TNI-Polri di lapangan, seperti melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas) TNI dan Polri (Babinsa), sangat membantu petani, terutama dalam pendampingan teknis dan evaluasi pelaporan,” jelasnya.
Dukungan TNI-Polri: Jawaban atas Keterbatasan Jumlah Penyuluh Pertanian
Semuel mengakui bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM), khususnya penyuluh pertanian, menjadi tantangan serius dalam optimalisasi produksi. “Jumlah penyuluh kami terbatas, sementara cakupan wilayah NTT sangat luas. Di sinilah peran TNI-Polri menjadi vital,” ungkapnya.
Personel TNI dan Polri dilibatkan dalam pendampingan petani, mulai dari penanaman benih unggul, pengelolaan lahan, hingga pemantauan hasil panen. Mereka juga membantu memastikan program pemerintah seperti distribusi alat pertanian, benih bersubsidi, dan pelatihan teknis tersalurkan tepat sasaran. “Mereka menjadi mitra kami dalam ‘mengawal’ petani agar setiap tahap produksi berjalan optimal,” tegas Semuel.
Gerakan Bersama: “Ayo Bangun Pertanian!”
Di akhir dialog, Semuel mengajak seluruh pihak bergerak bersama. “Ayo bangun pertanian dengan kolaborasi bersama TNI dan Polri untuk mendukung dan meningkatkan ketahanan pangan,” serunya. Ajakan ini sejalan dengan visi pemerintah provinsi untuk menjadikan NTT sebagai lumbung pangan nasional, terutama melalui pengembangan komoditas unggulan seperti jagung, ubi kayu, dan sorgum.
Kolaborasi sebagai Pondasi Ketahanan Pangan
Keberhasilan NTT dalam mencapai swasembada pangan tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada keterlibatan aktif TNI-Polri dan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas, mengurangi ketimpangan akses sumber daya, dan mengantisipasi kerawanan pangan di daerah rawan krisis. Dengan semangat gotong royong, NTT berkomitmen menjawab tantangan pangan nasional secara berkelanjutan.