UPTD PKDLHP NTT Berdayakan Petani Cabai melalui Perbanyakan APH Trichoderma

Tasifeto Barat, Belu – Pada Jumat, 11 Oktober 2024, Unit Pelaksana Teknis Daerah Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan (UPTD PKDLHP) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mengadakan kegiatan perbanyakan Agen Pengendali Hayati (APH) Trichoderma di Kelompok Tani Dumetan, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala UPTD PKDLHP, Ir. Maria I. R. Manek, M.Sc., bersama staf laboratorium.

Kelompok Tani Dumetan, yang beranggotakan 19 orang petani di bawah kepemimpinan Hendrik Fahik, mengelola lahan cabai seluas 30 are. Saat ini, tanaman cabai mereka dalam kondisi pertumbuhan baik dan memasuki masa berbuah dengan usia sekitar 70 hari. Meski demikian, beberapa tanaman mengalami gangguan pertumbuhan akibat kurangnya pemeliharaan.

Ir. Maria I. R. Manek, M.Sc., menjelaskan pentingnya kegiatan ini, “Perbanyakan APH Trichoderma merupakan langkah strategis dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Trichoderma tidak hanya membantu mengendalikan penyakit tanaman, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Kami berharap dengan pengetahuan dan keterampilan ini, petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.”

Salah satu staf laboratorium, Mikson., menambahkan, “Trichoderma adalah jamur menguntungkan yang dapat menekan pertumbuhan patogen penyebab penyakit tanaman. Penggunaannya sangat aman bagi lingkungan dan manusia, sehingga cocok untuk pertanian organik.”

Hendrik Fahik, ketua Kelompok Tani Dumetan, menyambut baik kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan UPTD PKDLHP. Sebelumnya, kami telah mengikuti sekolah lapang cabai dan menerima bantuan benih serta mulsa. Dengan adanya pelatihan perbanyakan Trichoderma ini, kami merasa lebih siap menghadapi tantangan dalam budidaya cabai,” ujarnya.

Manfaat kegiatan ini bagi petani antara lain:

  1. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan: Petani mendapatkan pemahaman mendalam tentang manfaat dan cara perbanyakan APH Trichoderma.
  2. Pengendalian Penyakit Tanaman: Trichoderma efektif mengendalikan berbagai penyakit tanaman, khususnya yang disebabkan oleh patogen tular tanah.
  3. Peningkatan Kesuburan Tanah: Trichoderma membantu dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
  4. Pengurangan Ketergantungan pada Pestisida Kimia: Penggunaan APH Trichoderma dapat mengurangi kebutuhan pestisida kimia, mendukung pertanian ramah lingkungan.
  5. Peningkatan Hasil Panen: Dengan pengendalian penyakit yang lebih baik dan peningkatan kesehatan tanaman, diharapkan hasil panen akan meningkat.
  6. Penghematan Biaya Produksi: Kemampuan memperbanyak Trichoderma sendiri akan mengurangi biaya pembelian pestisida dan pupuk.
See also  Tanam Simbolis Padi Sawah di Magepanda, Ketua Satgas Pangan NTT Minta Distanbun Sikka Antisipasi Kelangkaan Benih

Seorang anggota kelompok tani, Dominikus Loi, berbagi pengalamannya, “Dulu kami sering mengalami gagal panen karena serangan penyakit. Dengan adanya Trichoderma, kami berharap bisa mengatasi masalah ini dan meningkatkan penghasilan kami.”

Kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan UPTD PKDLHP dalam mendukung petani lokal. Selain perbanyakan APH Trichoderma.  Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan petani di Kabupaten Belu dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen cabai mereka, sekaligus mendukung program ketahanan pangan di Provinsi NTT.

Similar Posts