Dari Lahan Kering, Lahir Manisnya Gula Sumba Timur

Sumba Timur, 19 Agustus 2025 – Momen bersejarah bagi Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono saat pertama kali menjejakkan kaki di Kabupaten Sumba Timur. Didampingi Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono berkesempatan menghadiri panen raya tebu di kawasan transmigrasi Melolo, meninjau langsung pabrik gula PT. Muria Sumba Manis (MSM), serta menyapa masyarakat di kampung Gading Haumara yang terkenal dengan tenun khas Sumba Timur.
Setibanya di Bandara Umbu Mehang Kunda, sambutan hangat diberikan oleh Wakil Gubernur NTT, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, jajaran Forkopimda Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Timur. Kehadiran para pemangku kepentingan ini mencerminkan semangat kebersamaan untuk membangun daerah yang strategis bagi masa depan Indonesia Timur.
Panen Raya Tebu di Kawasan Transmigrasi Melolo
Panen raya tebu di kawasan transmigrasi Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, menjadi bukti kebangkitan agroindustri di wilayah timur Indonesia. Dari lahan transmigrasi ini, dihasilkan produksi gula dengan produktivitas di atas rata-rata nasional, yakni mencapai 5 ton per hari. Industri gula yang dikelola PT. Muria Sumba Manis memiliki kapasitas produksi 600 TPD/6000 TCD, serta menghasilkan listrik sebesar 22 MWh, dengan surplus energi 6–7 MWh yang dapat didistribusikan kepada masyarakat sekitar melalui PLN.
Selain berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan energi, industri ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Sebanyak 3.600 tenaga kerja tetap telah terserap, dengan 90 persen di antaranya berasal dari masyarakat lokal. Pada musim panen, jumlah tenaga kerja meningkat hingga 6.000 orang, sehingga membuka peluang kerja yang luas dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan agroindustri tebu di Melolo mencerminkan semangat transmigrasi era kini yang tidak lagi berfokus pada pemindahan manusia semata, melainkan pada pemberdayaan dan revitalisasi kawasan. Transmigrasi diarahkan untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru, memperluas lapangan pekerjaan, serta memastikan transmigran dan masyarakat lokal merasakan manfaat nyata dari pembangunan.
Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya mewujudkan swasembada pangan, energi, dan air sebagai fondasi kemandirian bangsa. Dari Sumba Timur, kita melihat bagaimana integrasi transmigrasi dan agroindustri mampu melahirkan harapan baru bagi pembangunan Indonesia Timur yang lebih maju, produktif, dan sejahtera.
Meninjau Pabrik Gula dan Potensi Agroindustri
Di kawasan PT. Muria Sumba Manis, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono menyaksikan langsung bagaimana industri gula modern beroperasi dengan kapasitas produksi 600 TPD/6000 TCD. Selain panen raya, kami juga melakukan rapat tertutup untuk membahas berbagai tantangan pembangunan dan langkah-langkah strategis yang memerlukan dukungan pemerintah pusat.
Kehadiran agroindustri gula di Melolo menjadi salah satu bukti nyata bahwa wilayah kering dan tandus pun bisa berkembang dengan pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Meski curah hujan di Sumba Timur tergolong rendah, kualitas tebu justru lebih tinggi dibandingkan Jawa dan Sumatera, sehingga produktivitas gula yang dihasilkan melampaui rata-rata nasional.
Kunjungan Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono ke Sumba Timur bersama Menteri Transmigrasi, Wakil Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur, dan jajaran PT. Muria Sumba Manis menegaskan bahwa masa depan Indonesia Timur sangat cerah bila didukung dengan infrastruktur, konektivitas, dan kebijakan yang tepat.
Melalui panen raya tebu di Melolo, kita menyaksikan langsung bagaimana transmigrasi, industri, dan masyarakat lokal bersatu membangun kemandirian. Inilah wajah baru pembangunan Indonesia Timur: maju, produktif, dan sejahtera.