Kebun Dinas Wairklau  : “Membuktikan Keberhasilan Pengendalian Hayati dan Budidaya Ramah Lingkungan”

Kebun Dinas Wairklau  yang berlokasi di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, menjadi contoh nyata keberhasilan penerapan pengendalian hayati dan budidaya ramah lingkungan. Kebun seluas 4,5 hektar dengan 400 pohon kakao ini dikelola oleh UPTD Perbenihan, Kebun Dinas dan Laboratorium Hayati Perkebunan milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebelumnya, kebun ini rentan terhadap serangan hama dan penyakit, yang dapat mempengaruhi kesehatan tanaman dan kualitas hasil panen. Untuk mengatasi permasalahan ini, pada bulan Desember 2023, Laboratorium Lapangan Sikka melaksanakan kegiatan pengendalian dengan menggunakan pendekatan ramah lingkungan yang menggabungkan agens pengendali hayati (APH) dan praktik budidaya berkelanjutan.

sebelum perlakuan pengaplikasian trichoderma, bokashi dan perlakuan semut hitam pada bulan Desember 2023

Salah satu APH yang digunakan adalah Trichoderma, jamur yang berperan sebagai pengendali hayati untuk mengendalikan patogen tanaman. Selain itu, bokashi juga diaplikasikan untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Yang menarik, Laboratorium Lapangan Sikka juga memanfaatkan semut hitam sebagai predator alami bagi serangga hama kakao. Semut hitam ini berperan dalam mengganggu serangga hama untuk meletakkan telur pada buah kakao, sehingga dapat mencegah kerusakan pada buah.

Kegiatan pengendalian hayati ini dipadukan dengan praktik pemangkasan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi. Pendekatan ini sejalan dengan upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.

Setelah enam bulan penerapan pengendalian hayati dan budidaya ramah lingkungan, pada tanggal 6 Juni 2024, tim dari Laboratorium Lapangan Sikka melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap kondisi Kebun Dinas Wairklau   Kota Uneng. Hasil yang diperoleh sangat menggembirakan, di mana kebun yang sebelumnya rentan terhadap serangan hama dan penyakit kini menunjukkan perbaikan signifikan.

hasil tanaman sehat setelah aplikasi Juni 2024

Tanaman kakao di kebun tersebut dilaporkan menjadi lebih sehat, lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta kualitas hasil panen juga semakin baik. Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas pendekatan pengendalian hayati yang diterapkan dan manfaat praktik budidaya ramah lingkungan dalam menjaga keberlanjutan pertanian kakao.

See also  Imbas El Nino, Musim Tanam di NTT Bergeser

Keberhasilan di Kebun Dinas Wairklau   Kota Uneng ini menjadi contoh inspiratif bagi petani kakao dan pemangku kepentingan lainnya dalam sektor perkebunan di Provinsi NTT. Dengan menerapkan pendekatan serupa, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, melestarikan lingkungan, dan meningkatkan kualitas serta keberlanjutan produksi kakao mereka.

Kebun Dinas Wairklau   Kota Uneng juga menjadi pusat pembelajaran dan diseminasi informasi tentang praktik-praktik budidaya kakao yang berkelanjutan. Melalui kerjasama dengan penyuluh perkebunan, petani, dan lembaga terkait, pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan pengendalian hayati dan budidaya ramah lingkungan dapat disebarluaskan ke wilayah lain di Provinsi NTT.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kerjasama yang baik antara pemerintah, lembaga penelitian, dan petani, perkebunan kakao yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat diwujudkan. Kebun Dinas Wairklau   Kota Uneng menjadi bukti nyata bahwa penerapan pengendalian hayati dan budidaya ramah lingkungan tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen kakao.

Similar Posts