Laboratorium Hayati Kupang Kembangkan Kultur Jaringan Bawang Putih TTU

Kupang, 01 Okotober 2025 – Laboratorium Hayati Kupang kini tengah melakukan inovasi dengan mengembangkan kultur jaringan bawang putih lokal khas Timor Tengah Utara (TTU). Varietas bawang putih TTU dikenal berukuran kecil, namun memiliki aroma yang kuat dan khas, sehingga sangat diminati masyarakat.

Menurut Kepala Laboratorium Hayati Kupang, Corry Nai Ulu, pengembangan kultur jaringan ini bertujuan memperbesar ukuran umbi tanpa menghilangkan aroma khasnya. “Ini merupakan pilot project atau tahap awal yang sedang kami lakukan. Harapannya, teknik perbanyakan in vitro dengan penambahan hormon sitokinin ini bisa meningkatkan produktivitas bawang putih TTU,” jelasnya.

Kebutuhan inovasi ini disebabkan karena Indonesia masih sangat bergantung pada impor bawang putih. Data BPS 2023 menunjukkan, nilai impor bawang putih Indonesia mencapai lebih dari Rp12 triliun per tahun. Produktivitas bawang putih nasional pun masih rendah, rata-rata 7,35 ton/ha, jauh tertinggal dibandingkan Tiongkok yang mencapai 24,69 ton/ha (FAO 2022).

Kepala UPTD PKDLHP, Dewi Manek, menambahkan bahwa pengembangan kultur jaringan ini adalah langkah strategis untuk melestarikan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi varietas lokal. “Kalau berhasil, bawang putih TTU bisa naik kelas menjadi produk unggulan NTT dan ikut mengurangi ketergantungan impor,” ujarnya.

Potensi Bawang Putih TTU

  • Bawang putih TTU memiliki sejumlah potensi yang layak dikembangkan:
  • Ciri khas rasa & aroma: ukurannya memang kecil, tetapi aromanya tajam dan rasanya lebih gurih dibanding bawang putih impor. Ini menjadikannya favorit untuk masakan tradisional Timor maupun kuliner nusantara.
  • Nilai ekonomis: harga bawang putih TTU di pasaran lokal relatif lebih tinggi karena kualitas rasanya yang khas. Dengan inovasi kultur jaringan, produksinya bisa ditingkatkan sehingga petani memperoleh nilai tambah.
  • Peluang pasar khusus: bawang putih TTU berpotensi masuk ke segmen pasar premium (hotel, restoran, industri kuliner nusantara) yang mengutamakan kualitas rasa daripada ukuran.
  • Kearifan lokal & branding daerah: sebagai varietas khas NTT, bawang putih TTU bisa dipromosikan sebagai produk unggulan daerah dengan identitas geografis yang kuat, membuka peluang sertifikasi Indikasi Geografis (IG) di masa depan.

Langkah Laboratorium Hayati Kupang ini sekaligus menegaskan bahwa inovasi pertanian di NTT terus bergerak, dimulai dari pilot project kecil yang bisa berdampak besar bagi petani, kuliner, dan perekonomian daerah.

Similar Posts