Launching Perdana Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77: Meningkatkan Ketahanan Pangan Menuju Kedaulatan Pangan
Sabtu, 23 November 2024, digelar acara Launcing Perdana Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 bersama Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, SP., MP, bertempat di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT. Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Universitas Brawijaya Malang dan didukung oleh Universitas Nusa Cendana Kupang. Kerja Sama Strategis untuk Pengembangan Benih Jagung Hibrida ini adalah hasil dari pengembangan program penangkaran benih jagung hibrida yang didanai melalui Program Dana Padanan (PDP) yang bertujuan untuk menciptakan benih unggul yang mampu meningkatkan hasil panen serta kualitas jagung di NTT, yang selama ini merupakan salah satu komoditas utama dalam sektor pertanian di provinsi NTT.
Program Dana Padanan (PDP) ini mendukung peneliti, akademisi dan petani lokal untuk bekerja sama dalam riset dan pengembangan benih jagung hibrida yang lebih adaptif terhadap kondisi iklim tropis serta tahan terhadap penyakit yang sering menyerang tanaman jagung. Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 dikembangkan untuk memiliki daya tahan yang baik terhadap kekeringan dan mampu tumbuh optimal di lahan-lahan dengan tingkat kesuburan yang bervariasi, menjadikannya pilihan tepat bagi petani di daerah NTT yang sering menghadapi tantangan cuaca ekstrem. Keberadaan benih hibrida ini diharapkan dapat memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, peluncuran benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan petani di NTT. Selain itu dengan adanya benih unggul ini, para petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen jagung, yang akan meningkatkan pendapatan mereka.
Acara ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, SP., MP,Para Kepala OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Kota dan Kabupaten Kupang, Tim PDP Universitas Brawijaya Malang yang diwakili oleh Ketua Tim, Prof. Arifin Noor, Perwakilan dari Universitas Nusa Cendana, Prof. Roy Nendisa, Direktur CV Bunga Tani Sejahtera Bapak Ngadi, Perwakilan Kepala Bank Indonesia, Perwakilan Kepala Bulog NTT, para Kepala Bidang dan UPTD Lingkup Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT dan perwakilan dari Kelompok Tani Milenial dari Oenesu Kabupaten Kupang. Acara ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian jagung di wilayah NTT, khususnya dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
Dalam sambutannya, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Joaz Bily Oemboe Wanda, SP menjelaskan bahwa benih merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting dalam pembangunan pertanian. Dukungan dari Universitas Brawijaya dan CV Bunga Tani Sejahtera merupakan kerja sama sejak tahun 2022 di Kabupaten Sumba Barat Daya dengan luasan areal 20 Ha menghasilkan 30 ton. Kemudian dilanjutkan pada tahun 2023-2024 di Kabupaten Kupang dengan luasan areal 28 Ha dengan produksi benih 60 Ton. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dan mendukung kerja sama ini. Harapannya kegiatan kerja sama ini terus belanjut setiap tahunnya sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertanian tentunya dengan memperhatikan potensi dan peluang pengembangan yang ada. Kami juga mengupayakan agar kegiatan pengembangan benih ini tidak hanya jagung hibrida tetap juga benih tanaman pangan lainnya seperti jagung komposit, padi, kedelai, dan komoditi tanaman pangan lainnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Pj. Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, SP., MP menyampaikan apresiasi atas berkontribusi dan sinergi yang terjalin melalui Program Dana Padanan (PDP) untuk mendukung ketahanan pangan di NTT. Momen ini menjadi penting mengingat tujuan yang ingin dicapai oleh Presiden yakni tentang “Kedaulatan/Swasembada Pangan” sebagaimana telah dimandatkan dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, dan terjangkau; meningkatkan ketahanan pangan nasional; dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan pangan, demi mewujudkan kedaulatan atau swasembada pangan. Melalui program makan gratis yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden kita, maka kita perlu mempersiapkan kebutuhan pangan lokal, mendorong insentif ekonomi bagi petani untuk meningkatkan produksi mereka.
Pendekatan intensifikasi melalui peningkatan hasil produksi; ekstensifikasi melalui strategi yang fokus pada perluasan lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan; dan diversifikasi pangan melalui penambahan ragam jenis pangan yang diproduksi dan dikonsumsi, memberikan strategi yang berbeda dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan yang dapat disesuaikan dengan kondisi lokal, baik itu untuk meningkatkan produktivitas, memperluas lahan pertanian, atau mengurangi ketergantungan pada pangan tunggal.
Yang dibutuhkan selanjutnya adalah ”offtaker” agar penangkar-penangkar benih kita diberikan kepastian pasar, diberikan edukasi untuk merencanakan produksi dengan lebih baik, meningkatkan volume produksi dan menetapkan standar kualitas yang harus dipenuhi.
Rangkaian peluncuran ditandai dengan pengguntingan pita sebagai pelepasan resmi distribusi benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 ke Kabupaten Ngada, Nagekeo, Flores Timur dan Sumba Barat Daya, dimana menjadi kesempatan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, dan sektor pertanian dalam rangka meningkatkan daya saing pertanian NTT. Kerja sama antara Dinas Pertanian, Universitas Brawijaya, dan dukungan dari Universitas Nusa Cendana bukan hanya memberikan manfaat dalam hal pengembangan benih unggul, tetapi juga membuka peluang bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kepada petani di NTT. Benih jagung hibrida Nusa Timore 77 diharapkan agar dapat menjadi pionir dalam pengembangan pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan di NTT.
Keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada hasil riset yang sudah tercapai, tetapi juga pada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat petani. Langkah maju bagi sektor pertanian di NTT ini merupakan wujud pemanfaatan teknologi pertanian dan menjadi model yang bisa diadopsi di provinsi lainnya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Melalui dukungan pemerintah, perguruan tinggi, serta sektor pertanian yang semakin kuat, masa depan pertanian di NTT terlihat lebih cerah, terutama dalam menghasilkan produk pertanian yang lebih berkualitas dan menguntungkan serta menciptakan generasi emas yang sehat, aktif dan produktif.