Pertemuan Konsolidasi Program Kegiatan Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan Semester 1 Tahun Anggaran 2024

Kupang 23-24 Juli 2024, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan pertemuan konsolidasi di Hotel Neo sebagai bagian dari upaya pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan program serta percepatan pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Pertemuan ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dra. Bernadeta Meriani Usboko, M.Si, yang didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Billy Oemboe Wanda, SP, dan perwakilan dari Kementerian Pertanian RI, Tri Hartono.

Peserta rapat terdiri dari para kepala dinas yang membidangi tanaman pangan, hortikultura, prasarana dan sarana pertanian, ketahanan pangan, dan penyuluhan se-Provinsi NTT, serta pejabat eselon III dan IV lingkup dinas terkait. Hadir pula berbagai tokoh penting seperti perwakilan Dandrem 161/Wirasakti Kupang, Kepala BSIP Pusat, Kepala BSIP Tanaman Pangan, Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.

Sesuai Laporan Ketua Panitia, Subkoordinator Substansi PDE Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT,  Dewie M. A. Aplugi, SP., M.Si, output yang ingin dicapai dalam pertemuan ini yaitu tersedianya data capaian realisasi program/kegiatan semester I Tahun 2024 terhadap target beserta justifikasinya; tersedianya kesepakatan sasaran produksi komoditi strategis dan Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2025; serta tersedianya langkah-langkah percepatan pelaksanaan program/kegiatan Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Dalam arahannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat menekankan pentingnya peran kepala daerah dan jajarannya dalam mengawal dan melaksanakan program akselerasi peningkatan produksi padi dan jagung, termasuk melalui pompanisasi untuk pemanfaatan air sungai dan integrasi padi gogo pada tanaman perkebunan. Beliau juga menggarisbawahi perlunya sinergi antara penyuluh pertanian, Babinsa, dan aparat desa untuk mengoptimalkan produksi padi.

Pertemuan ini juga diisi dengan penandatanganan Kesanggupan Target Produksi Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2025 untuk tujuh komoditi strategis yaitu padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar, yang dilakukan secara simbolis oleh beberapa perwakilan kepala dinas kabupaten.

See also  Ombudsman Dukung Cetak Sawah Bangun Irigasi untuk Genjot Produksi Padi

Dari diskusi dan pemaparan materi, diperoleh beberapa rumusan kegiatan yang perlu ditindaklanjuti oleh kabupaten/kota, antara lain:

  1. Verifikasi dan Klarifikasi Data: Kabupaten/kota diwajibkan melakukan verifikasi dan klarifikasi perbedaan data yang dilaporkan SATGAS PANGAN dengan pelaporan LTT Reguler dan Laporan Tusip.
  2. Pelaporan Kegiatan: Kabupaten/kota wajib melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBD I ke provinsi.
  3. Identifikasi Sumber Air: Kabupaten/kota agar melakukan identifikasi sumber-sumber air untuk dimanfaatkan.
  4. Penyampaian CPCL ABT dan Bantuan Benih Pompanisasi: Harus disampaikan paling lambat minggu pertama bulan Agustus agar penanaman dapat dilakukan pada akhir September.
  5. Pemanfaatan Bantuan Pompa: Bantuan pompa yang sudah diterima harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk perluasan areal tanam.
  6. Penyelesaian KSO dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi: Dukungan dari dinas pertanian kabupaten/kota diperlukan dalam penyelesaian KSO dan percepatan penyaluran pupuk bersubsidi.
  7. Pengembangan Perkebunan: Kabupaten/kota diharapkan menyediakan anggaran untuk pengembangan perkebunan melalui dana APBD II.
  8. Pendaftaran STDB: Perlu dilakukan percepatan pendaftaran di beberapa kabupaten.
  9. Pemanfaatan Dana Bantuan B2SA dan Alat Mesin PUPPL: Harus dipercepat serta penguatan kelembagaan OKKPD sebagai lembaga pengawasan keamanan pangan segar.
  10. Percepatan Kegiatan Deputi Ketersediaan dan Kerawanan: Kegiatan panel harga, GPM, neraca, NBM, cadangan pangan, FSVA, dan SKPG harus dipercepat.

Pertemuan ini menunjukkan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk memperkuat sektor pertanian dan ketahanan pangan di NTT, dengan fokus pada peningkatan produksi padi dan jagung melalui berbagai inisiatif strategis dan kolaboratif. Seluruh peserta diharapkan dapat menerapkan hasil diskusi dan rekomendasi dalam program kerja mereka untuk mencapai target yang telah disepakati, serta terus berkoordinasi untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program-program yang ada.

Similar Posts